Mohenjo Daro: Ketika Peradaban Kuno Mengungguli Masa Depan!

Sistem tata kota (grid system) peradaban Mohenjo Daro di Lembah Indus, Pakistan.

Bagikan

Daftar Isi

Mohenjo Daro: Misteri Peradaban Lembah Indus

Menyingkap Kota yang Tertimbun Waktu

Mohenjo Daro, yang berarti “Bukit Orang Mati” dalam bahasa Sindh, adalah salah satu situs arkeologi terbesar dan terpenting dari peradaban Lembah Indus. Ditemukan pada awal abad ke 20, Mohenjo Daro membuka mata dunia akan kemajuan luar biasa masyarakat Asia Selatan pada 2500 SM, peradaban yang setara dengan Mesir Kuno dan Mesopotamia.

Penemuan Kembali Mohenjo Daro: “Bukit Orang Mati” yang Menggemparkan Dunia Arkeologi

Setelah hilang selama ribuan tahun, Mohenjo Daro ditemukan kembali pada tahun 1922 oleh arkeolog India, Rakhaldas Banerji, yang bekerja untuk Archaeological Survey of India. Penggalian besar dilakukan pada tahun 1924–1925 oleh John Marshall, yang kemudian mempublikasikan temuannya pada tahun 1926.

Temuan ini langsung menggemparkan dunia arkeologi karena memperlihatkan kota kuno dengan perencanaan dan teknologi yang sangat maju, menunjukkan bahwa Asia Selatan telah memiliki peradaban urban yang berkembang jauh sebelum banyak peradaban lain.

Sistem drainase mohenjo tertata daro.

Struktur Kota dan Teknologi Canggih Peradaban Mohenjo Daro

Mohenjo Daro dibangun dengan sistem blok teratur (grid system), mirip kota modern. Jalanan dibuat lurus, saling tegak lurus, membagi kota menjadi blok-blok.

  • Citadel (Kota Tinggi): kemungkinan berfungsi sebagai pusat administratif, keagamaan, dan sosial, serta tempat berdirinya bangunan monumental seperti Great Bath (kolam besar yang mungkin digunakan untuk ritual penyucian).
  • Lower City (Kota Rendah): tempat tinggal warga, pasar, dan area produksi kerajinan.

Kota ini memiliki sistem drainase yang sangat canggih, dengan saluran pembuangan yang terhubung ke hampir semua rumah, sumur umum, dan sistem sanitasi. Banyak rumah memiliki ruang mandi pribadi dan sumur, menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan.

Ditemukan juga segel-segel batu yang dipakai untuk keperluan perdagangan atau administrasi, patung-patung dewi kesuburan, perhiasan dari emas dan batu semi mulia, serta sisa-sisa alat pertanian dan tekstil.

Kehidupan Sosial dan Ekonomi di Kota Mohenjo Daro

Masyarakat Mohenjo Daro hidup dalam lingkungan kota yang teratur dan diduga memiliki tatanan sosial yang cukup egaliter, karena tidak ada bukti adanya kasta yang sangat ketat atau penguasa absolut seperti raja. Sebagian besar penduduk bekerja di bidang pertanian, menanam gandum, jelai, kacang-kacangan, dan kapas yang menjadi bahan penting untuk sandang.

Selain itu, perdagangan juga berkembang pesat, mereka membuat dan mengekspor manik-manik, perhiasan, serta kerajinan tangan ke wilayah jauh, termasuk Mesopotamia. Para pengrajin setempat terkenal terampil membuat perhiasan dari emas, perunggu, dan batu semi mulia yang indah. Uniknya, banyak ditemukan segel batu dengan simbol misterius yang hingga kini belum berhasil dipecahkan sepenuhnya, menunjukkan mereka sudah memiliki sistem penulisan sendiri yang menjadi salah satu teka-teki besar peradaban Lembah Indus.

ilustrasi kehidupan mohenjo daro kala itu.

Misteri Aksara Mohenjo Daro

Sistem penulisan di Mohenjo Daro masih menjadi teka-teki terbesar dari peradaban Lembah Indus. Bukti keberadaannya ditemukan dalam bentuk segel-segel batu, yang diukir dengan berbagai simbol misterius. Meskipun maknanya belum berhasil dipecahkan atau diterjemahkan sepenuhnya hingga saat ini, segel-segel ini diduga kuat digunakan untuk keperluan perdagangan atau administrasi.

Ini menunjukkan bahwa masyarakat di sini sudah memiliki sistem penulisan sendiri yang kompleks. Berbeda dengan hieroglif Mesir atau aksara paku Mesopotamia, tulisan Indus ini belum dapat diuraikan oleh para ahli, sehingga kisah-kisah atau catatan sejarah mereka masih belum bisa dibaca langsung dari tulisan tersebut. Namun, keberadaan sistem penulisan ini menegaskan bahwa Mohenjo Daro merupakan peradaban yang maju dan terorganisir.

Misteri di Balik Keruntuhan Peradaban Lembah Indus

Mohenjo Daro mulai ditinggalkan sekitar 1900 SM. Penyebab pastinya masih diperdebatkan hingga kini. Beberapa teori yang umum dikemukakan:

  • Teori Perubahan Iklim: Penelitian geologi menunjukkan kemungkinan banjir besar dari Sungai Indus atau kekeringan panjang yang memaksa masyarakat meninggalkan kota.
  • Teori Perubahan Jalur Sungai: Sungai Indus kemungkinan berpindah aliran, sehingga kota kehilangan akses utama ke air dan jalur perdagangan.
  • Teori Serangan Luar: Teori lama menyebutkan invasi bangsa Arya, tetapi tidak ditemukan bukti yang cukup kuat. Setelah ditinggalkan, kota ini tertimbun lumpur dan tanah selama ribuan tahun hingga akhirnya ditemukan pada abad ke-20.

Pengakuan dan Upaya Pelestarian Situs Mohenjo Daro

Pada tahun 1980, Mohenjo Daro diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Saat ini, situs ini menghadapi banyak tantangan, termasuk kerusakan akibat garam tanah, erosi, perubahan iklim, dan kerusakan akibat pengunjung. Berbagai upaya konservasi dilakukan oleh pemerintah Pakistan dan organisasi internasional agar warisan ini tetap dapat dinikmati generasi mendatang.

Kesimpulan

Mohenjo Daro adalah salah satu bukti nyata kehebatan peradaban kuno yang sudah memiliki tata kota modern, teknologi sanitasi, serta kehidupan sosial yang kompleks. Keberadaannya membuka mata dunia bahwa Asia Selatan sudah memiliki peradaban maju jauh sebelum banyak peradaban lain muncul.

Referensi:

  • whc.unesco.org
  • McIntosh, Jane. The Ancient Indus Valley: New Perspectives. ABC-CLIO, 2008.
  • Possehl, Gregory L. The Indus Civilization: A Contemporary Perspective. Rowman Altamira, 2002.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Tidak ada postingan lagi untuk ditampilkan
Sistem tata kota (grid system) peradaban Mohenjo Daro di Lembah Indus, Pakistan.

Related Post

Lihat Artikel Lainnya