Welding atau pengelasan merupakan proses penyambungan dua logam dengan metode panas yang pengaplikasiannya dapat ditemukan pada industri otomotif, kerdirgantaraan, migas, manufaktur dan konstruksi.
Tidak semua orang bisa melakukan pengelasan karena kemampuan ini memerlukan ketelitian dan keterampilan tingkat tinggi. Seorang juru las perlu memahami karakteristik logam yang akan disambung.
Selain memerlukan ketelitian serta keterampilan ekstra, pekerjaan ini juga memliki resiko yang tinggi. Oleh karena itu tidak heran bahwa gaji seorang juru las yang bersertifikasi sangat tinggi sehingga pekerjaan ini banyak peminatnya.
Selain gaji yang tinggi, pekerjaan ini banyak diminati karena tidak memerlukan gelar perguruan tinggi. Karir seorang juru las ditetukan oleh keahlian, bukan dari tingkat pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan pengalaman, jam terbang serta sertifikasi agar bisa dilirik oleh perusahaan besar dan mendapat gaji yang tinggi.
Contoh Pekerjaan Welder di Berbagai Sektor Industri :
- Konstruksi: Proyek bangunan dan infrastruktur sepertu mengelas rangka, balok, dan struktur baja untuk bangunan, jembatan, dan infrastruktur.
- Manufaktur: Membuat komponen mesin, alat berat, dan perlengkapan industri dengan pengelasan logam.
- Otomotif: Mengelas rangka, bodi, dan bagian mesin kendaraan bermotor.
- Perkapalan: Mengelas plat baja untuk lambung, dek, dan struktur kapal agar kuat dan tahan lama.
Pekerja Pengelasan di Indonesia
Permintaan tenaga kerja juru las atau lebih dikenal sebagai welder di Indonesia diprediksi akan meningkat. Dikutip dari data Kemnaker mengenai proyeksi kesempatan kerja 15 jabatan tertinggi menurut level 3, pekerja pengelasan mengalami pertambahan yang mulanya pada tahun 2024 sekitar 32.088 orang meningkat menjadi 33.575 orang pad atahun 2025.
Rata-rata pertambahan tahunan pekerja pengelasan meningkat sebesar 898 orang/tahun dan presentase pertumbuhan sebesar 2,65%.
Keterampilan Tenaga Pengelasan di Indonesia
Keterampilan welding atau pengelasan dikembangkan melalui jalur formal seperti di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Perguruan Tinggi dan Balai Latihan Kerja (BLK). Kurikulum di Indonesia mengajarkan teori teknik pengelasan, keselamatan kerja dan penggunaan teknologi modern.
Meskipun demikian, tantangan untuk membentuk tenaga kerja las di Indoneisa yang unggul dan kompeten diantaranya penyediaan jam praktek serta alat yang memadai.
Persebaran tenaga kerja pengelasan Indonesia meliputi sektor perkapalan dan migas, pertambangan dan energi, konstruksi infrastuktur, manufaktur dan otomotif.
Selain keahlian, ketelitian serta kompetensi, Welder Indonesia juga menerapkan standar K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja) seperti penggunaan alat pelindung diri, kecelakaan kerja serta kontaminasi.
Unit kompetensi Implements Quality System dalam SKKNI menekankan pemenuhan standar mutu sesuai kebutuhan konsumen. Di lapangan, welder menerapkannya dengan memastikan kualitas hasil las, baik secara visual maupun non-visual, serta melakukan perbaikan jika hasilnya di bawah standar.
Beberapa sertifikat yang berguna untuk pekerja pengelasan yaitu BNSP, KEMNAKER, AWS, ASME, IIW, dan CSWIP.
Pekerja las Indonesia memiliki kompetensi tinggi yang diakui secara global. Keunggulan mereka mencakup sertifikasi resmi, pelatihan sesuai sektor, kemampuan beradaptasi dengan teknologi, serta etos kerja yang kuat. Karena hal ini, banyak negara seperti Jepang, Korea, Australia, dan Italia tertarik merekrut tenaga las dari Indonesia..
Peluang Global Tenaga Pengelasan Indonesia
Jepang mengalami peningkatan kebutuhan tenaga las atau welder pada tahun 2025 di sektor industri otomotif dan perkapalan. Perusahaan tersebut menginginkan tenaga pengelasan yang terampil, profesional, kompeten serta tersertifikasi.
Masrokhan, Kepala BPSDMI, merespons positif dengan menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan tenaga kerja pengelasan Indonesia melalui peningkatan pelatihan vokasi dan kerja sama dengan perusahaan internasional.
Skill Menyambung Logam: Pakistan
Seperti halnya Indonesia, Pakistan juga memiliki tenaga kerja pengelasan yang kompeten. Menurut laman Pakistan Welding Institute, tenaga kerja ini tersebar luas di berbagai sektor, baik skala besar maupun kecil, seperti manufaktur, konstruksi dan infrastruktur, perkapalan dan perpipaan, serta industri otomotif dan komponen teknik.
Meskipun beberapa mengenal keterampilan warga Pakistan dalam pengelasan berasal dari lembaga informal seperti bengkel, Pemerintah Pakistan menyediakan pelatihan pengelasan dengan standar NVQF (National Vocational Qualification Framework) dari NAVTTC (National Vocational & Technical Training Commission).
Sertifikasi pengelasan tersebut terdiri dari 3 macam yaitu National Vocational Certificate L2 (Flat & Horizontal), National Vocational Certificate L3 (Vertical & Overhead), dan NVQF Registry lainnya. Berikut penjelasnnya :
- National Vocational Certificate L2 (Flat & Horizontal) : Sertifikasi ini untuk level 2 yang merupakan level pemula. Ruang lingkup pengelasan yang dapat dilakukan dengan sertikasi ini meliputi pengelasan SMAW, GMAW, GTAW, FCAW, SAW untuk posisi 1F–2F.
- National Vocational Certificate L3 (Vertical & Overhead) : Sertifikasi level 3 bisa melakukan pengelasan SMAW, GMAW, FCAW, GTAW untuk posisi 3F–4F
- NVQF Registry lainnya : ruang lingkup pengelasannya meliputi sertifikasi khusus seperti pipelining (6G), TIG, MIG, FCAW, SAW.
Selain itu, tersedia juga sertifikasi RPL (Recognition of Prior Learning) di berbagai institusi TVET PHP.
Lembaga non-pemerintah berbasis industri juga menyediakan pelatihan serta sertifikasi pengelasan seperti PWI (Pakistan Welding Institute). Lembaga tersebut tidak hanya menyediakan pelatihan untuk juru las saja, tetapi juga supervisor, engineer, manajer dan inspektur.
PWI menyedikan pelatihan dengan standar Internasional seperti ASME IX, AWS D1.1, API 1104, ISO 3834 dan simulator virtual welding untuk praktek efisien.
Sistem sertifikasi pengelasan di Pakistan memiliki beberapa keunggulan, seperti kurikulum global yang fleksibel, pendekatan berjenjang sesuai teknik, penggunaan simulator untuk pelatihan, serta fokus pada riset dan pengembangan guna meningkatkan kualitas nasional.
Para pekerja pengelasan Pakistan dikenal efisien dan mampu beradaptasi dengan berbagai keterbatasan alat. Banyak dari mereka bekerja di negara-negara Timur Tengah dan mendapat pengakuan atas daya kerja yang tinggi.
Tidak Hanya Soal Menyatukan Dua Logam
Pekerjaan sebagai welder bukan hanya soal memegang alat las dan menyatukan logam. Ini adalah profesi yang memadukan ketelitian, teknik, dan ketahanan fisik. Di dunia industri modern, skill welding bukan lagi keterampilan pinggiran, melainkan inti dari pembangunan global. Dapatkan informasi menarik lainnya di pakistanindonesia.com
Sumber :
tekniksipil.id. (n.d). Mengenal Profesi Welder di Indonesia: Peran Penting dalam Industri.
Pakistan Welding Institute. (n.d). Welcome to Pakistan Welding Institute.