PMI dan Edhi Foundation: Menginspirasi Kolaborasi Kemanusiaan Indonesia-Pakistan

Ilustrasi kolaborasi kemanusiaan antara Palang Merah Indonesia (PMI) dan Edhi Foundation Pakistan

Bagikan

Daftar Isi

Pentingnya Bermuamalah: Belajar dari Semangat Kemanusiaan PMI dan Edhi Foundation

Dalam Islam, bermuamalah – interaksi dan hubungan antar sesama manusia – memegang peranan krusial setara dengan ibadah kepada Allah SWT. Umat Muslim diibaratkan satu tubuh; jika satu bagian sakit, seluruh tubuh merasakan sakitnya. Oleh karena itu, membantu sesama yang kesulitan adalah tindakan mulia yang sangat dianjurkan.

Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah ﷺ:

“Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kegembiraan seorang mukmin, menghilangkan salah satu kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.” (HR ath-Thabrani)

Hadis ini menekankan pentingnya saling tolong-menolong, menghibur yang berduka, dan berempati terhadap sesama. Dalam Islam, bukan hanya hubungan vertikal (ibadah kepada Allah) yang penting, tetapi juga hubungan horizontal (muamalah antar manusia) yang saling melengkapi.

Dua organisasi kemanusiaan, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Edhi Foundation di Pakistan, telah mendedikasikan hidup mereka untuk memberikan kebahagiaan dan pertolongan kepada banyak orang, mencerminkan semangat hadis di atas.


Palang Merah Indonesia (PMI): Pelopor Kemanusiaan di Tanah Air

Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) dimulai pada tahun 1932, dipelopori oleh Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan. Proses pembentukan PMI kian intensif pada 3 September 1945, ketika Presiden Soekarno menginstruksikan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) untuk membentuk badan Palang Merah Nasional.

Dibantu oleh panitia lima orang yang terdiri dari Dr. R. Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder Djohan sebagai Penulis, serta Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, dan Dr. Sitanala sebagai anggota, PMI akhirnya resmi terbentuk pada 17 September 1945. Tanggal bersejarah ini kini diperingati sebagai Hari PMI.

Peran dan Manfaat PMI untuk Masyarakat

Tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia dalam bidang sosial kemanusiaan, khususnya tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi:

  • Kesiapsiagaan Bantuan: Memberikan pertolongan cepat saat dibutuhkan.
  • Penanggulangan Bencana: Merespons dan membantu korban bencana alam.
  • Pelatihan Pertolongan Pertama: Memberdayakan relawan dengan keterampilan penyelamat hidup.
  • Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat: Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui layanan kesehatan.
  • Pelayanan Transfusi Darah: Memastikan ketersediaan darah bagi yang membutuhkan.

Edhi Foundation: Kisah Inspiratif dari Pakistan

Abdul Sattar Edhi, pendiri Edhi Foundation, lahir pada tahun 1928 di Bantva, India Britania. Pada usia 11 tahun, ibunya menderita stroke parah, menjadikannya cacat fisik dan mental. Edhi bahkan berhenti sekolah untuk merawat ibunya sepenuh waktu, menunjukkan bakti yang luar biasa. Ia merawat sang ibu hingga wafat pada awal tahun 1947.

Pengalaman pahit merawat sang ibu dan menyaksikan kematian serta kehancuran akibat Pemisahan India memotivasi Edhi untuk mendirikan organisasi kemanusiaan besar di Pakistan. Ia bertekad menyebarkan manfaat agar masyarakat lain tidak merasakan penderitaan yang sama.

Layanan Komprehensif Edhi Foundation

Edhi Foundation menyediakan bantuan darurat 24 jam di seluruh Pakistan dan internasional. Organisasi ini dikenal sebagai penyedia layanan kemanusiaan terkemuka dengan fokus utama pada:

  • Layanan Darurat: Ambulans, udara, laut, dan pesisir.
  • Anak Yatim dan Orang Cacat: Memberikan perlindungan dan perawatan.
  • Tempat Penampungan Wanita: Menyediakan tempat aman bagi perempuan yang membutuhkan.
  • Pendidikan dan Perawatan Kesehatan: Meningkatkan akses pendidikan dan layanan medis.
  • Pusat Komunitas Internasional dan Pengungsi: Membantu komunitas rentan.
  • Orang Hilang: Membantu mencari orang-orang yang hilang.
  • Bank Donor Darah & Rehabilitasi Narkoba: Mendukung kesehatan masyarakat.
  • Bantuan Nasional dan Internasional: Berkontribusi dalam upaya bantuan global.

Pelajaran Berharga dari Dua Organisasi Kemanusiaan

Kisah PMI dan Edhi Foundation memberikan hikmah mendalam yang dapat kita ambil:

  1. Pentingnya Memanusiakan Manusia: Tidak hanya berempati, tetapi juga bertindak nyata untuk menolong, baik melalui tenaga, pikiran, maupun donasi, serta memberikan pelayanan yang bermutu.
  2. Amal Jariyah: Dedikasi para pendiri dan kontributor kedua organisasi ini menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, bahkan setelah mereka wafat.
  3. Memuliakan Ibu: Kisah Abdul Sattar Edhi menegaskan bahwa berbakti kepada orang tua, khususnya ibu, adalah perbuatan yang sangat mulia dalam Islam.
  4. Menjadi Muslim Sejati: Kedua organisasi ini menunjukkan bahwa menjadi Muslim sejati berarti menyeimbangkan ibadah vertikal kepada Allah dengan muamalah horizontal yang bermanfaat bagi sesama manusia.

Semoga kisah inspiratif dari PMI dan Edhi Foundation ini dapat memotivasi kita untuk terus menebar kebaikan dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Tidak ada postingan lagi untuk ditampilkan
Ilustrasi kolaborasi kemanusiaan antara Palang Merah Indonesia (PMI) dan Edhi Foundation Pakistan

Related Post

Lihat Artikel Lainnya