Tren Pariwisata Syariah di Indonesia 2025

pariwisata syariah indonesia

Bagikan

Daftar Isi

Pariwisata Syariah Indonesia – Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki potensi luar biasa dalam mengembangkan sektor pariwisata syariah. Potensi ini tidak hanya berasal dari wisatawan domestik yang mencari perjalanan sesuai syariat Islam. Minat wisatawan mancanegara terhadap konsep wisata halal juga terus meningkat. Pengunjung dari negara seperti Malaysia, Timur Tengah, dan Eropa kini memilih Indonesia sebagai destinasi unggulan. Mereka tertarik karena kemudahan menemukan fasilitas ramah Muslim. Mulai dari akomodasi, kuliner halal, hingga aktivitas wisata sesuai nilai-nilai Islam tersedia dengan mudah.

Tren pariwisata syariah di Indonesia mencakup berbagai aspek yang dirancang untuk mendukung kebutuhan wisatawan Muslim. Akomodasi ramah Muslim kini menyediakan fasilitas seperti sajadah, penunjuk arah kiblat, hingga layanan pengingat waktu salat. Di sisi kuliner, restoran bersertifikasi halal semakin banyak ditemui di destinasi wisata utama seperti Lombok, Aceh, dan Yogyakarta. Selain itu, ketersediaan masjid dan mushala di kawasan wisata menjadi salah satu daya tarik utama. Aktivitas wisata pun dirancang tanpa unsur yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, menciptakan suasana nyaman dan aman bagi pengunjung.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus mendorong pertumbuhan pariwisata syariah dengan program sertifikasi halal untuk hotel dan restoran, pelatihan sumber daya manusia, serta promosi internasional. Tahun 2025 dianggap sebagai momentum strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pariwisata halal dunia. Dukungan teknologi dan kolaborasi dengan sektor swasta juga semakin mempercepat transformasi destinasi wisata menjadi lebih inklusif bagi wisatawan Muslim. Dengan arah kebijakan yang jelas dan potensi budaya serta alam yang mendukung, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin pasar wisata halal secara global.


1. Meningkatnya Permintaan Pariwisata Syariah Indonesia

Wisatawan Muslim Global dan Lokal

Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI), permintaan wisata halal secara global terus meningkat dengan proyeksi mencapai 230 juta wisatawan Muslim pada tahun 2028. Indonesia, sebagai negara tujuan sekaligus pengirim wisatawan, diuntungkan dari tren ini. Wisatawan Muslim dari Malaysia, Timur Tengah, dan negara-negara Asia Selatan mulai menjadikan Indonesia sebagai pilihan utama karena ketersediaan layanan halal.

Wisatawan lokal pun semakin sadar akan pentingnya layanan wisata yang sesuai syariah. Mulai dari hotel bebas alkohol, restoran bersertifikat halal, hingga pemandu wisata perempuan untuk wisatawan wanita menjadi daya tarik tersendiri. Fenomena ini tidak hanya soal religiusitas, tapi juga kenyamanan dan rasa aman selama berwisata.

Destinasi Pariwisata Syariah Indonesia yang Meningkat

Beberapa daerah seperti Lombok, Aceh, Sumatera Barat, dan Yogyakarta sudah dikenal sebagai destinasi unggulan wisata halal. Pemerintah daerah juga turut mengembangkan infrastruktur dan promosi agar destinasi ini lebih kompetitif di pasar global. Selain itu, kawasan seperti Jakarta, Bandung, dan Bali pun mulai melirik ceruk pasar syariah dengan menyediakan akomodasi dan layanan halal.


2. Dukungan Pemerintah dan Sertifikasi Halal

Peran Kementerian Pariwisata dan Lembaga Halal

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong pengembangan wisata halal melalui berbagai program. Salah satu langkah nyatanya adalah sertifikasi destinasi dan pelaku industri pariwisata dengan standar halal. Kolaborasi dengan LPPOM MUI dan BPJPH menjadi bagian dari sistem validasi yang membuat wisatawan merasa lebih percaya dan nyaman.

Program pelatihan SDM, kurikulum hospitality berbasis syariah, hingga peningkatan fasilitas ibadah di area wisata menjadi agenda penting. Pemerintah menargetkan Indonesia bisa naik peringkat di GMTI, bersaing dengan negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Turki.

Standarisasi dan Regulasi untuk Pariwisata Syariah Indonesia

Pentingnya standarisasi pariwisata syariah juga mendapat perhatian serius. Tidak hanya pada aspek makanan, tetapi juga layanan hotel, spa, transportasi, dan kegiatan wisata. Pemerintah sedang menyiapkan regulasi lebih ketat agar tidak terjadi klaim “halal” yang menyesatkan tanpa verifikasi resmi.

Pelaku industri pariwisata juga didorong untuk memahami prinsip syariah dalam pelayanan. Misalnya, pengelolaan paket wisata ramah keluarga, menyediakan waktu khusus untuk ibadah, serta menjaga etika berpakaian dan interaksi dalam perjalanan wisata.


3. Peluang Ekonomi dan Tantangan Pengembangan

Dampak Ekonomi yang Signifikan

Tren pariwisata syariah bukan hanya sekadar gaya hidup, tetapi telah menjadi sektor ekonomi yang menjanjikan. Wisata halal diprediksi menyumbang miliaran dolar untuk ekonomi Indonesia. UMKM, hotel, restoran, transportasi, hingga sektor kreatif seperti fashion Muslim dan oleh-oleh halal ikut merasakan dampaknya.

Dengan tingginya potensi belanja wisatawan Muslim, Indonesia berpeluang menjadi pemimpin pasar di kawasan ASEAN. Peningkatan kualitas layanan dan promosi digital berbasis nilai-nilai syariah menjadi kunci untuk menarik wisatawan berkualitas tinggi yang loyal dan berdaya beli kuat.

Tantangan Sosialisasi dan Edukasi

Namun, pengembangan pariwisata syariah juga menghadapi sejumlah tantangan. Edukasi kepada pelaku usaha masih terbatas, belum semua memahami esensi dari layanan berbasis syariah. Selain itu, perluasan destinasi halal masih terfokus pada beberapa wilayah saja. Perlu sinergi lebih luas antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku swasta untuk memperluas cakupan pasar ini.

Masyarakat juga perlu diberikan pemahaman bahwa wisata syariah tidak eksklusif untuk Muslim, tetapi bisa dinikmati oleh siapa pun karena berorientasi pada kenyamanan, kebersihan, dan pelayanan etis.


Penutup – Pariwisata Syariah Indonesia

Indonesia juga telah menjadi tuan rumah berbagai forum dan pameran internasional yang membahas potensi pariwisata halal. Salah satunya adalah Halal Tourism Expo yang digelar di Jakarta, di mana pelaku industri dari berbagai negara datang untuk bertukar pengalaman, teknologi, dan strategi pemasaran. Forum-forum semacam ini bukan hanya memperkuat kerja sama lintas negara, tetapi juga meningkatkan daya saing pariwisata syariah Indonesia di mata dunia.

Tak kalah penting, sektor pendidikan dan riset juga mulai aktif mendalami pariwisata syariah sebagai bidang akademik. Universitas-universitas di Indonesia telah membuka program studi atau mata kuliah khusus yang membahas manajemen wisata halal, perilaku wisatawan Muslim, hingga inovasi layanan berbasis syariah. Pengetahuan ini akan mencetak sumber daya manusia yang profesional, adaptif, dan siap bersaing secara global.

Dari sisi promosi digital, sejumlah start-up lokal juga turut berkontribusi dengan menyediakan platform pemesanan hotel halal, panduan tempat makan bersertifikasi, hingga kalender event keagamaan di destinasi wisata. Kehadiran teknologi ini mempercepat adopsi layanan halal oleh pelaku industri sekaligus mempermudah wisatawan merencanakan perjalanan yang nyaman dan sesuai syariah.

Masyarakat dan pelaku pariwisata diajak untuk mendukung pengembangan wisata syariah sebagai bagian dari promosi identitas bangsa yang berakar pada nilai-nilai religius dan budaya lokal. Untuk mendapatkan informasi terkini mengenai tren wisata halal dan perkembangan sektor pariwisata lainnya, ikuti terus berita terbaru hanya di Pakistan Indonesia.


Referensi:

  1. Kemenparekraf – Wisata Halal

  2. Global Muslim Travel Index – Mastercard

  3. LPPOM MUI – Sertifikasi Halal Pariwisata

  4. CNN Indonesia – Wisata Halal

Artikel Terbaru

Tidak ada postingan lagi untuk ditampilkan
pariwisata syariah indonesia

Related Post

Lihat Artikel Lainnya