Sholawat vs Qawwali: Harmoni Musik Religi Indonesia & Pakistan

Ilustrasi gabungan yang menampilkan visual grup sholawat dari Indonesia (misalnya, orang bermain rebana) dan grup qawwali dari Pakistan (penyanyi dengan harmonium), melambangkan pertemuan dua tradisi musik religi Islam

Bagikan

Daftar Isi

Musik adalah bagian tak terpisahkan dari hidup kita, hadir dalam berbagai genre dan karakteristik. Meski jadi perdebatan di kalangan ulama, musik tetap diperbolehkan dalam Islam selama tidak mengarah pada kemaksiatan atau kemusyrikan. Lalu, musik seperti apa yang diizinkan? Mari kita bedah lebih dalam.

Musik dalam Islam: Batasan dan Relevansi Spiritual

Faktanya, bershalawat juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk musik religi Islam yang berkembang pesat di Indonesia. Mungkin sebagian bertanya, bukannya sholawat itu pujian untuk Nabi Muhammad SAW? Kok bisa dibilang musik?

Sholawat di Indonesia: Lebih dari Sekadar Pujian, Sebuah Ekspresi Seni

Menariknya, di Indonesia, ketika kita melantunkan sholawat yang diiringi irama, alat musik, dan vokal secara berkelompok, ini disebut seni musik Islam kontemporer. Contohnya seperti hadrah, marawis, dan qasidah. Musik-musik ini tidak hanya digunakan dalam ibadah, tapi juga di acara keagamaan seperti perayaan Maulid Nabi atau haul. Tentu, jika sholawat dibaca dalam salat atau doa, itu murni ibadah, bukan musik.

Ketika Sholawat Berubah Menjadi Musik: Hadrah, Marawis, Qasidah

Negara-negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia juga memiliki tradisi serupa. Salah satunya adalah Pakistan, yang terkenal dengan masakan kaya rempah dan budayanya yang beragam. Selain busana tradisional, Pakistan punya bentuk seni musik religi unik yang patut dibahas: Qawwali.


Qawwali Pakistan: Seni Musik Sufi yang Mendalam

Qawwali adalah ekspresi umat Islam dalam bersyukur dan berterima kasih atas nikmat Allah. Biasanya, qawwali berisi puisi atau nyanyian yang bertujuan mendekatkan diri kepada-Nya. Pertunjukannya dibawakan sekelompok penyanyi pria yang dipimpin seorang vokalis utama atau qawwal. Alat musik yang digunakan antara lain harmonium, tabla, dan dholak.

Nusrat Fateh Ali Khan: Ikon Qawwali Pembawa Pesan Sufi Dunia

Pertunjukan qawwali bisa berlangsung berjam-jam, dinyanyikan secara repetitif untuk menciptakan efek spiritual mendalam. Qawwali sering dibawakan di acara keagamaan, perayaan Maulid Nabi, atau ziarah makam wali. Salah satu tokoh qawwali paling terkenal adalah Nusrat Fateh Ali Khan, yang sukses membawa qawwali ke panggung internasional dan mempopulerkan musik Sufi ke seluruh dunia.


Evolusi dan Adaptasi Sholawat serta Qawwali di Era Modern

Di sisi lain, sholawat di Indonesia juga terus berkembang. Tidak hanya di masjid atau pesantren, sholawat kini banyak ditampilkan di acara besar, festival Islami, hingga televisi. Bahkan, beberapa grup sholawat memiliki jutaan penggemar dan tampil dengan aransemen modern, namun tetap menjaga nilai religiusnya.

Ini menunjukkan bahwa musik religi punya tempat tersendiri di hati masyarakat dan mampu menjembatani tradisi, keimanan, serta budaya populer. Baik sholawat maupun qawwali sama-sama menunjukkan ekspresi spiritual bisa dikemas dalam seni yang indah dan menyentuh jiwa.


Dimensi Sosial dan Budaya: Kekuatan Komunitas

Selain aspek spiritual, sholawat dan qawwali juga punya dimensi sosial dan budaya yang kuat. Di Indonesia, grup sholawat sering tampil di berbagai acara masyarakat seperti pernikahan, khitanan, hingga pembukaan acara kampung. Kehadiran mereka tak hanya menghibur, tapi juga mempererat silaturahmi dan memperkuat identitas keislaman di komunitas lokal.

Sholawat Populer di Era Digital Indonesia

Sholawat juga beradaptasi dengan media digital. Banyak grup sholawat memanfaatkan YouTube, TikTok, dan Instagram untuk menyebarkan pesan kebaikan. Mereka mengunggah video cover sholawat dengan aransemen kekinian yang relatable bagi anak muda. Beberapa musisi pop bahkan mulai memasukkan unsur sholawat ke dalam karya mereka, menunjukkan perpaduan nilai spiritual dengan kreativitas modern.

Qawwali di Panggung Global dan Kolaborasi Lintas Genre

Hal serupa terjadi di Pakistan. Qawwali yang dulunya hanya dibawakan di ruang-ruang Sufi kini tampil di panggung internasional, festival budaya, hingga kolaborasi lintas genre dengan musisi dunia. Contohnya, kolaborasi Rahat Fateh Ali Khan (keponakan Nusrat) dengan penyanyi Bollywood dan musisi Barat membuktikan bahwa musik religi bisa menjembatani budaya.


Akar Sufisme: Jembatan Spiritual Sholawat dan Qawwali

Baik qawwali maupun sholawat sama-sama memiliki akar Sufisme—aliran spiritual dalam Islam yang menekankan hubungan batiniah dengan Tuhan melalui zikir, cinta, dan kontemplasi.

Syair Sufi dalam Qawwali: Dari Rumi hingga Amir Khusro

Dalam qawwali, banyak syair berasal dari puisi Sufi terkenal seperti Rumi, Amir Khusro, atau Bulleh Shah. Liriknya tak hanya menyentuh keimanan, tapi juga mengajak pendengar merenungi makna hidup, cinta Ilahi, dan pencarian spiritual.

Ekspresi Cinta Nabi dalam Sholawat Indonesia

Sementara dalam tradisi sholawat Indonesia, unsur Sufisme dapat ditemukan dalam teks-teks seperti “Ya Hanana” atau “Qomarun”, yang penuh dengan ungkapan cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Lagu-lagu ini biasanya dibawakan dengan penuh penghayatan, bahkan sering membuat pendengar menitikkan air mata.


Unsur Estetik dan Artistik: Pesona Visual dan Musikal

Sholawat maupun Qawwali tak hanya kuat dari sisi makna, tapi juga kaya unsur estetika. Dalam sholawat, iringan rebana, seragam penampil, serta formasi duduk melingkar menciptakan pengalaman visual khas. Di pesantren, ada juga pertunjukan sholawat dengan koreografi sederhana atau irama yang diatur agar peserta bisa menggerakkan tubuh sebagai bentuk zikir jasmani.

Qawwali juga punya gaya visual dan musikal khas. Para qawwal duduk di atas karpet, membentuk formasi setengah lingkaran, dengan vokalis utama di tengah. Penonton biasanya tak hanya menyimak, tapi juga larut dalam suasana spiritual—ada yang menangis, menari, atau bahkan mencapai kondisi trance. Ini menunjukkan kuatnya pengaruh emosional qawwali.


Potensi Kolaborasi dan Pelestarian Budaya Lintas Negara

Melihat kesamaan antara dua tradisi musik religi ini, terbuka peluang besar untuk kolaborasi antara Indonesia dan Pakistan. Misalnya, festival budaya lintas negara yang menampilkan grup sholawat dan qawwali dalam satu panggung bisa menjadi wadah pertukaran budaya yang indah. Selain mempererat hubungan bilateral, ini juga membuka wawasan bahwa Islam punya banyak ekspresi budaya yang damai dan mendalam.

Pentingnya Pelestarian di Era Digital

Pelestarian budaya juga penting. Di era digital, banyak anak muda mulai melupakan warisan leluhur. Maka, penting untuk terus menyuguhkan konten berkualitas yang mengangkat musik religi seperti sholawat dan qawwali agar tetap relevan dan dicintai generasi baru.

Menghubungkan Indonesia dan Pakistan Melalui Musik Religi

Meskipun Indonesia dan Pakistan terpisah jauh, keduanya memiliki kesamaan dalam mengekspresikan syukur melalui musik religi. Qawwali dan sholawat adalah bagian dari budaya Islam yang terus berkembang—dan semoga ke depannya, keduanya bisa semakin dikenal dan dilestarikan oleh lebih banyak orang di seluruh dunia.

Referensi : 

  1. NU Online: Pandangan Islam tentang Musik dan Bernyanyi
  2. Muslim.or.id: Hukum Shalawat
  3. NU Online: Seni Musik Religi dan Ungkapan Keislaman
  4. Britannica: Qawwali | Sufi Music

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Tidak ada postingan lagi untuk ditampilkan
Ilustrasi gabungan yang menampilkan visual grup sholawat dari Indonesia (misalnya, orang bermain rebana) dan grup qawwali dari Pakistan (penyanyi dengan harmonium), melambangkan pertemuan dua tradisi musik religi Islam

Related Post

Lihat Artikel Lainnya