Pakistan dan Indonesia telah menjadi kekuatan diplomatik penting di dunia Muslim dan Global South sejak era pascakolonial. Bermula dari Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung, kedua negara terus memainkan peran kunci dalam forum internasional seperti Gerakan Non-Blok (NAM) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OIC). Mereka konsisten mendorong solidaritas Selatan–Selatan, memperjuangkan keadilan bagi Palestina dan Afghanistan, serta mendesak reformasi keadilan di PBB.
Artikel ini membahas diplomasi global Pakistan dan Indonesia, dari sejarah diplomasi Global South hingga sikap kontemporer mereka mengenai isu strategis seperti Palestina, Afghanistan, dan tatanan dunia multipolar.
Sejarah Bersama di Konferensi Asia-Afrika: Fondasi Diplomasi Selatan–Selatan
Pada 1955, Indonesia menyelenggarakan KAA di Bandung, dan Pakistan turut aktif mendukung perjuangan dekolonisasi di Asia dan Afrika. KAA menciptakan solidaritas di kalangan negara bekas jajahan dan menjadi fondasi kerja sama Selatan–Selatan. Sejak saat itu, hubungan bilateral antara kedua negara terus diperkuat oleh nilai-nilai yang sama seperti antikolonialisme, dukungan terhadap kemerdekaan, dan keinginan menciptakan sistem dunia secara inklusif.
Peran di Gerakan Non-Blok (NAM): Netral tetapi Aktif
Sebagai anggota aktif NAM, Pakistan dan Indonesia menerapkan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, menjauh dari blok kekuatan besar, namun tetap terlibat dalam isu global. Dalam berbagai pertemuan NAM, kedua negara secara konsisten menyuarakan isu ketidakadilan ekonomi global serta mendesak sistem keuangan dunia yang lebih adil bagi negara berkembang.
OIC dan Solidaritas Dunia Muslim: Palestina sebagai Agenda Bersama
Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) menjadi panggung utama bagi diplomasi global Pakistan dan Indonesia. Keduanya konsisten menyerukan dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina serta mengutuk pelanggaran HAM di wilayah pendudukan.
Peran Pakistan dalam OIC
Pakistan menjadikan isu Palestina sebagai prioritas diplomatiknya, sejalan dengan posisi domestik yang tegas mendukung keadilan di Timur Tengah.
Sikap Indonesia terhadap Isu Palestina
Indonesia—sebagai negara Muslim terbesar di dunia—menggunakan multilateralisme aktif untuk mendukung solusi damai dua negara. Negara ini juga tegas menolak normalisasi penuh tanpa keadilan bagi rakyat Palestina.
Krisis Afghanistan: Diplomasi Regional yang Bermakna
Pasca penarikan pasukan AS dan kembalinya Taliban, Pakistan, sebagai negara tetangga Afghanistan, memainkan peran strategis dalam mempromosikan stabilitas. Sementara itu, Indonesia—meski tidak berbatasan langsung—berupaya melalui diplomasi kemanusiaan, dialog antarbudaya, serta program pemberdayaan perempuan. Kedua negara menekankan pentingnya pemerintahan inklusif dan penghormatan HAM di Afghanistan.
Seruan Bersama untuk Reformasi PBB dan Tata Dunia yang Lebih Adil
Indonesia dan Pakistan sama-sama menyerukan reformasi menyeluruh pada Dewan Keamanan PBB agar lebih representatif dan mencerminkan kepentingan negara berkembang. Keduanya menilai sistem global saat ini terlalu dikontrol oleh kekuatan besar, sehingga perlu diganti dengan sistem multilateral yang lebih setara dan inklusif.
Tantangan dan Peluang Diplomasi Masa Depan
Diplomasi global Pakistan dan Indonesia menghadapi tantangan, termasuk rivalitas kekuatan besar, geopolitis Indo-Pasifik, dan ketegangan Asia Selatan. Namun, peluang kerja sama tetap terbuka lebar:
Pembangunan bersama pada bidang teknologi pertahanan dan energi terbarukan.
Inisiatif ekonomi dan perdagangan Selatan–Selatan.
Forum pendidikan, dialog budaya, dan kolaborasi antargenerasi.
Penutup: Diplomasi Aktif untuk Dunia Muslim yang Lebih Kuat
Secara keseluruhan, diplomasi global Pakistan dan Indonesia mencerminkan paradigma post-colonialisme: solidaritas, stabilitas, dan advokasi keadilan global. Kedua negara bukan hanya pemimpin regional, tetapi juga pilar penting dalam diplomasi Muslim global. Dari Bandung ke Jeddah, dari Non-Blok ke OIC, kontribusi mereka nyata dalam memperjuangkan perdamaian dan solidaritas. Sinergi Pakistan dan Indonesia kian penting dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah.
Bagaimana menurut Anda peran masa depan kedua negara dalam diplomasi global? Tinggalkan komentar Anda di bawah!
Referensi :
Konferensi Asia-Afrika 1955 – Ensiklopedia Britannica
https://www.britannica.com/event/Bandung-ConferenceOrganisasi Kerja Sama Islam (OIC) – Situs Resmi
https://www.oic-oci.orgGerakan Non-Blok (NAM) – United Nations
https://www.un.org/en/conferences/non-aligned-movementPernyataan Indonesia di Sidang Umum PBB terkait Palestina (Kemlu RI)
https://kemlu.go.id/portal/id/read/1737/berita/indonesia-nyatakan-dukungan-penuh-bagi-palestina-di-sidang-umum-pbbKebijakan Luar Negeri Pakistan terhadap Isu Palestina – Ministry of Foreign Affairs Pakistan
https://mofa.gov.pkAfghanistan: Peran Diplomatik Regional Pakistan – Al Jazeera
https://www.aljazeera.com/news/2021/8/17/afghanistan-pakistan-role-talibanDiplomasi Kemanusiaan Indonesia di Afghanistan – Kompas
https://www.kompas.com/global/read/2022/04/05/indonesia-bantu-perempuan-afghanistanSeruan Reformasi Dewan Keamanan PBB oleh Negara Berkembang – United Nations News
https://news.un.org/en/story/2022/09/1127811Laporan Hubungan Bilateral Pakistan–Indonesia – KBRI Islamabad
https://kemlu.go.id/islamabad/idGlobal South & Diplomasi Selatan–Selatan – UNCTAD
https://unctad.org/topic/south-south-cooperation