Musim Monsun dan Banjir Pakistan: Sinyal Krisis Iklim yang Tak Bisa Diabaikan

Wilayah pemukiman terendam banjir sebagai akibat dari krisis iklim dan musim monsun

Bagikan

Daftar Isi

Pada Kamis, 17 Juli 2025, Pakistan kembali dilanda bencana banjir akibat musim monsun. Curah hujan yang sangat tinggi selain menyebabkan banjir juga menyebabkan kerusakan bangunan serta menelan korban jiwa.

Menurut laporan Aljazeera.com, hujan lebat yang melanda Provinsi Punjab menyebabkan sedikitnya 63 orang meninggal dunia dan lebih dari 300 lainnya mengalami luka-luka dalam kurun waktu 24 jam. Sebanyak 15 orang di Kota Lahore dilaporkan tewas tertimpa reruntuhan bangunan akibat bencana banjir ini. Di Faisalabad, tercatat 9 korban jiwa, sementara kota-kota lain seperti Okara, Sahiwal, dan Pakpattan juga melaporkan sejumlah korban akibat peristiwa tersebut.

Bencana banjir ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Namun, perubahan pola musim monsun saat ini semakin sulit diprediksi dan cenderung menjadi lebih ekstrem serta mematikan. Para ilmuwan pun telah mengkaji fenomena ini, dan menyimpulkan bahwa sistem monsun Asia mengalami perubahan, di mana perubahan iklim global memainkan peran besar dalam peristiwa tersebut.

Apa Itu Musim Monsun?

Awan tebal dan hujan lebat akibat angin monsun di wilayah Pakistan

Dikutip dari bmkg.co.id angin monsun atau yang lebih dikenal sebagai angin muson pergerakan massa udara yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang signifikan antara daratan dan lautan. Perbedaan tekanan ini membuat arah angin muson dapat berubah-ubah.

Angin monsun dibagi menjadi dua, yaitu angin monsun barat (monsun Asia) dan angin monsun timur (monsun Australia).

Angin monsun timur terjadi ketika udara bertekanan tinggi dari arah timur (Australia) bergerak kedaerah bertekanan rendah yang berada di wilayah barat (Asia). Peristiwa ini terjadi saat musim kemarau.

Sedangkan angin monsun barat terjadi ketika udara dari daerah barat (Asia) yang bertekanan tinggi bergerak ke daerah timur  (Australia) yang bertekanan rendah . Pergerakan angin ini biasanya terjadi saat musim hujan.

Terjadinya fenomena alam ini dimanfaatkan oleh manusia seperti nelayan yang akan berlayar ke laut menangkap ikan , petani akan menanam padi saat msuim hujan, dan peternak akan mengamati pertumbuhan rumput pada pakan ternak mereka. Ketiga kejadian tersebut merupakan pengaruh angin monsun barat.

Selain menguntungkan bagi manusia, angin monsun barat juga dapat menimbulkan kerugian jika bertiup terlalu kencang dan membawa banyak uap air. Hal ini dapat memicu hujan lebat yang berpotensi menimbulkan bencana banjir

Perubahan Monsun dalam Sorotan Ilmiah

Dampak perubahan iklim terhadap curah hujan ekstrem dan banjir di Pakistan

Perisitiwa banjir yang terjadi di Pakistan ini telah dikaji dalam dua studi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Climate Risk Management dan Asia-Pacific Journal of Atmospheric Sciences yang menjelaskan mengapa peristiwa banjir seperti ini sering terjadi dan kemungkinannya di masa depan.

Dalam artikel “Impacts of climate change on the South Asian Monsoon” (Fiaz et al., 2025), para peneliti menjelaskan bahwa peningkatan curah hujan pada musim monsun terjadi akibat dari pemanasan global sehingga polanya tidak dapat diprediksi.

Perubahan mendadak dari kondisi kekeringan menjadi hujan berintensitas sangat tinggi dalam waktu singkat menjadi penyebab banjir di Pakistan. Fenomena ini dikenal sebagai ‘Hydrological Whiplash.

Sebelumnya, Pakistan mengalami musim kering yang berkepanjangan. Kekeringan berlangsung selama tujuh bulan, dari September 2024 hingga Maret 2025. Ketika hujan deras turun secara tiba-tiba, tanah yang kering tidak mampu menyerap air dengan cepat, sehingga memicu terjadinya banjir bandang.

Selain itu, emisi gas rumah kaca dan karbon hitam turut berkontribusi terhadap perubahan sirkulasi atmosfer dan pola distribusi hujan. Di wilayah yang sangat bergantung pada musim monsun seperti Pakistan, perubahan kecil dalam pola hujan dapat menimbulkan dampak yang besar.

Bagaimana Menurut Model Iklim?

Selain pembahasan diatas, peristiwa banjir di Pakistan juga dikaji dalam studi ilmiah berjudul “Past and future changes in the Asian monsoon” (Wang & Prinn, 2019) yang membahas hasil simulasi iklim CMIP5 yang memproyeksikan masa depan sistem monsun di Asia. Sama seperti pembahasan sebelumnya, perubahan iklim yang tak dapat diprediksi ini akan menimbulkan hujan lebat dalam periode singkat, musim kering berkepanjangan serta krisis pangan.

Karena ketidakpastian dalam simulasi, Wang Primm menyebutkan kecenderungan prediksi akan mengarah pada bencana ekstrem seperti hidrometeorologi.

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa faktor yang memperparah terjadinya banjir bandang di Pakistan yaitu keberadaan infrastruktur yang usang dan sistem drainase yang tidak memadai, yang mencerminkan kurangnya kesiapan dalam menghadapi risiko perubahan iklim.

Resiko Bencana di Masa Depan

Peristiwa banjir pada 17 Juli membuktikan bahwa perubahan iklim memeberikan dampak negatif yang nyata, tidak hanya memakan korban tetapi merusak kehidupan.

Meskipun Pakistan merupakan salah satu penyumbang emisi global terendah, negara ini paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Banjir besar pada tahun 2022 yang menenggelamkan sepertiga wilayah di Pakistan menjadi peringatan besar, bahwa resiko yang lebih besar akan terus menanti.

 Apa yang Bisa Dilakukan?

Untuk menghadapi musim monsun yang makin tak terduga, Pakistan dan negara-negara Asia Selatan lainnya perlu:

  1. Meningkatkan kapasitas sistem peringatan dini dan data meteorologi real-time.
  2. Memperkuat infrastruktur drainase dan perlindungan banjir.
  3. Mengembangkan strategi pertanian dan tata air yang adaptif terhadap pola curah hujan baru.
  4. Berinvestasi dalam model iklim lokal yang lebih akurat agar proyeksi lebih tepat sasaran.

Alarm Alam sebagai Pengingat

Banjir Pakistan pada 17 Juli 2025 bukanlah kejadian terpisah. Peristiwa tersebut adalah bagian dari narasi besar tentang perubahan iklim dan ketidakpastian sistem muson Asia. Kita tak bisa lagi mengandalkan pola lama untuk memahami alam. Yang bisa kita andalkan kini adalah sains  dan kemauan untuk bertindak berdasarkan sains tersebut. Temukan informasi menarik lainnya di pakistanindonesia.com

Sumber :

 Fiaz, A., Rahman, G., & Kwon, H.-H. (2025). Impacts of climate change on the South Asian monsoon: A comprehensive review of its variability and future projections. Journal of Hydro-environment Research, 59, 100654.

Ali, S., Li, D., Congbin, F., & Khan, F. (2019). Twenty-first century climatic and hydrological changes over Upper Indus Basin of Pakistan. Asia-Pacific Journal of Atmospheric Sciences, 55(4), 575–588.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (n.d.).  Angin : Nafas Bumi yang Menggerakkan Dunia. 

R, Rahma. (n.d). Pengertian dan Jenis Angin Muson Serta Dampaknya di Indonesia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Tidak ada postingan lagi untuk ditampilkan
Wilayah pemukiman terendam banjir sebagai akibat dari krisis iklim dan musim monsun

Related Post

Lihat Artikel Lainnya