Pakistan, sebuah negara dengan populasi lebih dari 255 juta jiwa, menempati posisi kelima sebagai negara terpadat di dunia dan kedua dengan populasi Muslim terbesar setelah Indonesia. Identitasnya yang kaya terbentuk dari perpaduan sejarah kuno, kekuatan militer yang signifikan, serta dinamika sosial dan ekonomi yang unik.
Kekuatan Militer dan Peran Geopolitik
Pakistan memiliki salah satu angkatan bersenjata terbesar di dunia, menduduki peringkat ke-6 secara global. Kekuatan militer ini menegaskan peran penting Pakistan dalam politik dan keamanan regional, terutama di Asia Selatan. Negara ini juga dikenal sebagai satu-satunya negara Islam yang memiliki senjata nuklir, meskipun tidak menjadi bagian dari perjanjian internasional terkait nuklir, yang menjadi perhatian geopolitik global.
Kontras Sosial Ekonomi: Perkotaan vs. Pedesaan
Kehidupan di Pakistan menampilkan kontras yang mencolok antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Di kota-kota besar seperti Lahore dan Karachi, banyak penduduk mengadopsi gaya hidup modern yang dipengaruhi oleh teknologi dan akses pendidikan yang lebih baik. Contohnya, dengan 100.000 Rupee Indonesia (sekitar 6.5 USD), seseorang dapat membeli berbagai makanan seperti roti (3.000 Rupiah untuk empat potong), kheer (5.000 Rupiah), dan minuman Sandal syrup (5.000 Rupiah), serta souvenir seperti miniatur Masjid Badshahi (35.000 Rupiah) atau jersey kriket (25.000 Rupiah) di Lahore.
Sebaliknya, di daerah pedesaan, kehidupan cenderung lebih sederhana, dengan masyarakat yang masih sangat bergantung pada sektor pertanian dan peternakan. Tradisi dan adat istiadat sangat kuat di desa-desa, di mana komunitas kecil hidup dalam kebersamaan yang erat dan ramah.
Geografi yang Beragam dan Strategis
Dengan luas sekitar 881.600 kilometer persegi, Pakistan adalah salah satu negara terbesar di Asia Selatan. Wilayahnya membentang dari pegunungan tinggi di utara, termasuk K2 (gunung tertinggi kedua di dunia), dataran subur di bagian tengah, hingga gurun dan wilayah pesisir di selatan. Lokasi geografisnya sangat strategis, berbatasan langsung dengan India di timur dan Afghanistan di barat, menjadikannya kunci penting dalam dinamika regional.
Perekonomian dan Mata Uang
Perekonomian Pakistan ditopang oleh berbagai sektor industri, termasuk tekstil, pakaian, pengolahan makanan, produk kimia dan farmasi, produk kulit, serta peralatan olahraga. Minyak bumi menjadi salah satu komoditas ekspor tertinggi, dengan 21% diekspor ke Amerika Serikat dan 6,8% ke Inggris. Mata uang yang digunakan adalah Rupee Pakistan (PKR), di mana 1 Rupee setara dengan sekitar 57,24 Rupiah Indonesia (per 22 Juli 2025).
Bahasa dan Identitas Budaya
Bahasa resmi Pakistan adalah Bahasa Urdu, yang meskipun bukan bahasa ibu bagi mayoritas penduduk, sering digunakan sebagai bahasa kedua dan diajarkan di sekolah. Urdu memiliki akar bahasa yang sama dengan Hindi, namun menggunakan banyak kosakata dari bahasa Arab dan Persia, serta ditulis dengan huruf Arab. Selain Urdu dan Bahasa Inggris, terdapat lebih dari 60 bahasa daerah. Namun, Bahasa Punjabi adalah yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi bahasa utama bagi sekitar 40-45% penduduk, terutama di Provinsi Punjab yang padat penduduk.
Islamabad: Ibu Kota yang Terencana
Islamabad secara resmi menjadi ibu kota Pakistan pada tahun 1967, menggantikan Karachi. Kota ini dirancang khusus sebagai ibu kota baru dengan perencanaan modern, tata kota yang teratur, serta lingkungan yang bersih dan tenang. Terletak di bagian utara Pakistan, di kaki Pegunungan Margala (bagian dari Himalaya), lokasinya dipilih karena dianggap strategis, aman, dan dekat dengan pusat wilayah negara. Sebagai pusat administratif dan politik, Islamabad menjadi lokasi kantor pemerintahan, parlemen, istana kepresidenan, dan kedutaan besar dari berbagai negara. Kota ini dikenal dengan infrastruktur yang baik, ruang hijau yang luas, dan suasana yang relatif tertib, menjadikannya kota yang aman dan nyaman.
Tantangan Sosial dan Pembangunan Berkelanjutan
Meskipun memiliki potensi besar, Pakistan menghadapi beragam persoalan sosial dan politik yang saling berkaitan, menjadi tantangan serius bagi stabilitas dan pembangunannya. Isu-isu seperti pernikahan anak dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas masih marak.
Sebagai negara berkembang, Pakistan terus berjuang mengatasi masalah kemiskinan; sekitar 35% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan kurang dari 50.000 Rupiah per hari. Hal ini berkontribusi pada rendahnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pakistan, yang menempatkannya di posisi ke-161 dunia, menjadi hambatan besar bagi pembangunan berkelanjutan dan inklusif. Pemerintah setempat terus berupaya menanggulangi dinamika permasalahan ini untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
Sumber referensi :
- Veeramallah anjaziah
- Wise ( Nilai tukar rupee ke indonesia )
- Berbelanja menggunakan mata uang 100.000 di kota lahore pakistan
- Unique Facts About Pakistan, The Only Islamic Country That Has Nuclear Weapons