Bara Ied di Pakistan: Refleksi Spiritual dan Sosial di Hari Raya Kurban

Artikel Terbaru

Tidak ada postingan lagi untuk ditampilkan
Keluarga Pakistan dalam balutan pakaian tradisional merayakan Bara Ied, Hari Raya Idul Adha di Pakistan

Bara Ied, yang dalam bahasa lokal Urdu berarti “hari raya besar”, adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut Hari Raya Idul Adha di Pakistan. Disebut demikian karena hari raya ini umumnya dirayakan lebih meriah daripada Idul Fitri. Diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah, Bara Ied merupakan refleksi dari perjalanan spiritual Nabi Ibrahim AS yang diperintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS.

Hari raya ini, sebagaimana di Indonesia, menjadi momen suka cita sekaligus bentuk syiar agama Islam, khususnya dalam ranah sosial.

Ribuan jamaah Muslim Pakistan melakukan salat Idul Adha di Eidgaah, sebuah lapangan terbuka

Tradisi Salat Idul Adha di Eidgaah Pakistan

“Namaz Ka Time Ho Gaya!” – sebuah kalimat dalam bahasa lokal yang berarti “Ayo! Salat Id sudah mau dimulai!”, akan sering terdengar di pagi hari raya. Para warga bergegas untuk berkumpul di tempat yang mereka sebut Eidgaah, yaitu lapangan luas yang biasanya terletak di serambi masjid. Tempat ini juga biasa disebut musalla dalam bahasa Arab.

Tradisi ini berakar dari hadis Nabi SAW dalam riwayat sahabat Abu Said Al Khudri yang artinya:

“Dari Abu Saʻid al-Khudri r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw keluar ke lapangan tempat salat (mushala) pada hari Idulfitri dan Iduladha, lalu hal pertama yang dilakukannya adalah salat, kemudian ia berangkat dan berdiri menghadap jamaah, sementara jamaah tetap duduk pada saf masing-masing, lalu Rasulullah menyampaikan wejangan, pesan, dan beberapa perintah…” [HR al-Bukhari].

Di Indonesia, kegiatan salat Id di lapangan juga sering dilaksanakan oleh saudara-saudari kita, misalnya dari Muhammadiyah. Tradisi ini menunjukkan kesamaan praktik keagamaan antara Pakistan dan Indonesia.

Seekor sapi kurban yang dihias dengan bunga warna-warni, bagian dari tradisi unik Idul Adha di Pakistan

Keunikan Tradisi Kurban di Pakistan: Dari Hiasan Hingga Penyembelihan Mandiri

Dalam penyembelihan hewan kurban, umat Muslim di Pakistan memiliki beberapa tradisi unik yang menarik. Yang paling menonjol adalah tradisi menghias hewan kurban. Hewan kurban akan dihias dan dikalungi berbagai macam bunga warna-warni sebagai bentuk penghormatan karena akan dikurbankan. Tradisi semacam ini tentunya berasal dari ajaran agama Islam yang selalu mengajarkan berlaku baik kepada binatang sembelihan.

Hewan yang akan disembelih pun sangat bervariasi; mulai dari kambing, domba, sapi, kerbau, hingga unta. Selain itu, hal unik yang sering kita temukan pada Hari Raya Kurban adalah terikatnya hewan-hewan kurban di depan rumah pemiliknya. Ini karena banyak penduduk lokal yang lebih senang menyembelih sendiri hewan kurbannya.

Terkadang, mereka juga menyewa jagal (Qasai dalam bahasa Urdu) untuk melaksanakan tugas ini. Selanjutnya, para anggota keluarga sibuk dengan tugasnya masing-masing: mulai dari menguliti, memotong, menimbang, hingga membagikan kepada yang berhak menerima.


Hidangan Khas Idul Adha dan Jamuan Silaturahmi

Siang harinya hingga beberapa hari ke depan, menu-menu berbahan daging seperti Beef Pulao, Beef Qourma, Kabbab, hingga Alu Kimma akan menjadi santapan wajib. Bagi mahasiswa internasional seperti penulis, biasanya akan ada banyak undangan untuk menghadiri jamuan makan. Di antara yang paling dinanti adalah undangan dari markaz (semacam masjid sekaligus pusat kegiatan) Jamaah Tabligh di Pakistan.

Berbagai macam hidangan nikmat khas Asia Selatan, yang dipadukan dengan ceramah agama oleh para masyayikh sebelumnya, merupakan paket lengkap untuk mengisi kekosongan perut sekaligus hati.

Simbol refleksi diri dan ketaatan dalam makna spiritual Hari Raya Kurban atau Bara Ied

Makna Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu

Semoga momen Idul Adha semacam ini selalu menjadi ajang kita untuk merfleksikan diri. Ini adalah waktu yang tepat untuk menyembelih hawa nafsu dan angkuh dalam diri, yang selalu lebih senang mengatakan “ini aku”, daripada Haadzaa min fadhli Rabbi (Ini adalah karunia dari Tuhanku). Bara Ied di Pakistan mengingatkan kita akan makna mendalam pengorbanan dan ketaatan.

Related Post

Lihat Artikel Lainnya