Waspada! Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pakistan: Penyebab, Gejala, & Pencegahan

Warga Pakistan yang terdampak kasus Demam Berdarah Dengue pasca-banjir

Bagikan

Daftar Isi

Waspada! Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pakistan: Penyebab, Gejala, & Pencegahan

Warga Pakistan yang terdampak kasus Demam Berdarah Dengue pasca-banjir

Pakistan, sebuah negara di Asia Selatan, pernah menghadapi tantangan kesehatan serius pasca-banjir hebat pada 2022. Bencana alam yang melanda sejak Juni 2022 akibat hujan monsun masif ini menewaskan hampir 1.000 jiwa, termasuk 343 anak-anak. Data dari National Disaster Management Authority (NDMA) per Agustus 2022 menunjukkan 1.343 korban luka-luka, 145 jembatan rusak, dan 3.100 km jalan hancur. Pemerintah Pakistan bahkan mendeklarasikan banjir Pakistan 2022 sebagai ‘darurat nasional’ karena dampak jangka panjangnya, mulai dari kerusakan lingkungan, krisis kesehatan, hingga banyaknya korban jiwa.

Dampak Banjir Pakistan 2022 dan Krisis Kesehatan Setelahnya

Setelah banjir surut, warga Pakistan belum bisa bernapas lega. Krisis kesehatan menyebar cepat, dipicu oleh genangan air dan kerusakan yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Kasus demam berdarah mulai terdeteksi, khususnya di Karachi, Ibu Kota Sindh, dengan 1.098 korban dan sembilan kematian.


Penyebab Utama Merebaknya Demam Berdarah di Pakistan

Penyebab utama melonjaknya kasus demam berdarah di Pakistan adalah krisis iklim. Curah hujan sangat tinggi melanda Pakistan selama sekitar satu setengah bulan, dari Juli hingga Agustus 2022. Normalnya, curah hujan hanya sekitar 113 mm, tetapi pada musim hujan 2022, Pakistan menerima curah hujan hingga tiga kali lipat lebih besar, mencapai sekitar 354 mm. Hujan dahsyat ini menyebabkan banjir berkepanjangan, yang berlanjut pada kondisi pasca-banjir di mana genangan air menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

Peran Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus dalam Penularan DBD

Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, vektor utama penular virus dengue

Nyamuk Aedes aegypti menularkan virus dengue melalui gigitannya. Selain itu, nyamuk Aedes albopictus juga sering ditemukan di pemukiman warga dan berperan dalam penyebaran virus dengue.


Kenali Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD), yang sering disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, memiliki beberapa variasi gejala. Tenaga medis di AMRI Hospital, India, Debashish Saha, menyatakan bahwa demam adalah gejala yang selalu muncul dalam kasus DBD, sebagai respons alami tubuh terhadap virus. Demam biasanya berlangsung 2-7 hari. Kenaikan suhu di atas 38°C bisa menyebabkan kejang demam, meskipun tidak semua penderita mengalaminya, karena faktor demografi seperti usia dan jenis kelamin turut memengaruhi. Usia pediatrik (0-18 tahun) cenderung memiliki peluang lebih kecil terkena kejang demam.

Kenali Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)

Selain demam, beberapa gejala lain yang bisa dirasakan penderita meliputi:

  • Nyeri otot
  • Nyeri perut
  • Ruam merah

Pada orang dewasa, gejala umum lainnya adalah pegal, nyeri otot, dan nyeri sendi. Namun, penelitian di Pakistan menunjukkan bahwa nyeri sendi jarang ditemukan pada penderita di sana. Di Pakistan, gejala umum yang diderita pasien DBD berupa demam, muntah, dan perubahan parameter biokimia lainnya.

Gejala DBD yang Wajib Diwaspadai (Meski Tanpa Demam)

Ada pula gejala yang menandakan terjangkit demam berdarah meski tanpa demam:

  • Merasa lemas
  • Terjadi hipotensi (tekanan darah yang semakin menurun)
  • Merasa kedinginan, terutama di kedua kaki dan tangan
  • Muntah
  • Kesulitan bernapas

Langkah Efektif Pencegahan Demam Berdarah: Gerakan 3M Plus

Poster atau ilustrasi Gerakan 3M Plus untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue

Kebersihan lingkungan adalah kunci utama dalam pencegahan DBD. Upaya ini bertujuan untuk menghancurkan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Gerakan pencegahan DBD dikenal sebagai

3M Plus : Menguras, Menutup dan Mendaur Ulang.

  • Menguras: Bersihkan dan kuras tempat-tempat penampungan air secara rutin yang berpotensi menjadi media perkembangbiakan nyamuk, seperti bak kamar mandi dan toren air.
  • Menutup: Tutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti kendi air dan sumur, untuk mencegah nyamuk masuk dan bertelur.
  • Mendaur ulang: Manfaatkan kembali limbah yang masih bernilai ekonomis (recycle). Ini bertujuan meminimalkan penumpukan limbah dan genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Aksi Tambahan untuk Mencegah DBD (Plus)

Selain tiga aksi utama 3M, ada Gerakan Plus yang dapat berkontribusi mencegah terjadinya DBD:

  • Memasang kawat kasa di ventilasi rumah.
  • Bergotong royong membersihkan lingkungan rumah.
  • Memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi genangan air, lalu membuangnya.
  • Memakai selambu di atas tempat tidur.
  • Memelihara ikan pemakan jentik di penampungan air.

Dengan menerapkan Gerakan 3M Plus, diharapkan masyarakat lebih peka terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan diri sendiri, sehingga dapat melakukan pencegahan DBD secara efektif.


Sumber Referensi:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Tidak ada postingan lagi untuk ditampilkan
Warga Pakistan yang terdampak kasus Demam Berdarah Dengue pasca-banjir

Related Post

Lihat Artikel Lainnya