Fintech Pakistan: Pelajaran & Peluang Kolaborasi untuk Indonesia

Artikel Terbaru

Tidak ada postingan lagi untuk ditampilkan

Meskipun penetrasi smartphone dan kepemilikan rekening bank terus meningkat di Pakistan, sebagian besar transaksi masyarakat masih didominasi oleh pembayaran tunai. Fenomena ini dipengaruhi oleh literasi digital dan kekhawatiran keamanan siber. Namun demikian, kondisi ini justru menciptakan lahan subur bagi revolusi pembayaran digital. Artikel ini akan mengulas lanskap Fintech di Pakistan.

Kami juga akan mengidentifikasi pemain kuncinya, serta menggali pelajaran dan peluang kolaborasi yang relevan bagi Indonesia.

Tantangan Adopsi Pembayaran Digital di Pakistan

Muhammad Ali Jinnah – Bapak Pendiri Pakistan

Pada tahun 2023, pembayaran digital hanya mencakup 0,2% dari 100 miliar transaksi Pakistan per tahun. Angka ini jauh di bawah negara-negara sejawat. Sebagai contoh, India, Tiongkok, Thailand, dan Korea Selatan memiliki transaksi digital antara 1,5% hingga 7%. Jelas, ini merupakan tantangan besar dalam ekosistem pembayaran. Beberapa kemungkinan penyebab terbatasnya keberhasilan sistem pembayaran digital di Pakistan antara lain:

  • Penetrasi Internet Terbatas: Banyak masyarakat masih tidak memiliki akses internet, atau aksesnya terbatas. Akibatnya, ini membatasi kemampuan mereka untuk menggunakan sistem pembayaran online. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur dasar sangat diperlukan. Ketersediaan layanan internet di seluruh negeri harus ditingkatkan untuk mendukung perbankan online.
  • Kurangnya Literasi Digital: Banyak masyarakat Pakistan, terutama di daerah pedesaan, belum melek digital. Mereka kurang familiar dengan sistem pembayaran elektronik. Akibatnya, mereka lebih nyaman dengan transaksi tunai.
  • Masalah Keamanan: Kekhawatiran tentang keamanan daring dan risiko kejahatan siber masih tinggi. Hal ini membuat banyak orang ragu menggunakan sistem pembayaran elektronik.

Peningkatan Lanskap Pembayaran Digital

Bagi negara yang ekonominya berpusat pada uang tunai seperti Pakistan, masyarakatnya pun lebih mengutamakan transaksi tunai. Namun demikian, Bank Negara Pakistan (SBP) telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan lanskap pembayaran digital. SBP adalah bank sentral negara tersebut.

  • RAAST: Pada Januari 2021, SBP memperkenalkan Raast. Ini adalah gerbang pembayaran mikro pertama di Pakistan. Raast sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh SBP. Sistem ini memungkinkan pembayaran digital instan menyeluruh antara individu, bisnis, dan entitas pemerintah. Dengan demikian, masyarakat Pakistan dapat mengintegrasikan layanan keuangan digital ke dalam kehidupan sehari-hari.
  • Gerbang Pembayaran Mikro (MPG): MPG adalah proyek kolaborasi berkelanjutan antara Karandaaz dan SBP. Tujuannya adalah meningkatkan infrastruktur pembayaran. MPG juga bertujuan mengembangkan layanan keuangan digital, mengurangi ketergantungan pada uang tunai, dan mendorong inklusi keuangan di Pakistan. Meskipun demikian, inisiatif MPG ini merupakan tahap awal. Namun, ia berpotensi berkembang menyerupai PayTM di India.

Pemain Kunci dan Inovasi Terkemuka di Sektor Fintech Pakistan

  • JazzCash / Easypaisa: Ini adalah pelopor mobile money yang didukung oleh operator telekomunikasi. JazzCash dan Easypaisa telah menjadi tulang punggung pembayaran digital di Pakistan. Mereka memfasilitasi transfer uang, pembayaran tagihan utilitas, dan layanan keuangan dasar lainnya. Jutaan pengguna, termasuk di daerah terpencil, kini dapat mengakses layanan ini.
  • NayaPay / SadaPay: Keduanya adalah bank digital (neobanks). Mereka menawarkan pengalaman perbankan modern tanpa cabang fisik. Layanan mereka meliputi pembukaan akun instan, kartu debit virtual, dan transaksi digital yang mulus. Ini menarik generasi muda dan segmen yang mengutamakan kenyamanan.
  • OneLoad / Paymob: Keduanya adalah platform pembayaran dan agregator untuk bisnis dan individu.
    Secara keseluruhan, startup-startup ini berhasil mengatasi tantangan dan hambatan di Pakistan. Mereka mampu menjangkau populasi pedesaan yang akses informasinya masih terbatas. Selain itu, mereka menjadi jembatan bagi perekonomian masyarakat. Ini dilakukan dengan menghadirkan solusi yang mempermudah transaksi UMKM.

Prospek Kolaborasi untuk Indonesia

Perjalanan Pakistan dalam mendorong adopsi pembayaran digital menawarkan perspektif unik. Ini juga memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia, yang memiliki tantangan inklusi keuangan serupa. Lebih lanjut, dinamika ekosistem Fintech di Pakistan tidak hanya sekadar perbandingan. Ia juga membuka pintu bagi peluang kolaborasi bilateral yang strategis.

  • Kemitraan Strategis Lintas Batas: Perusahaan Fintech dari kedua negara dapat menjalin kemitraan strategis untuk ekspansi pasar. Sebagai contoh, startup pembayaran digital Indonesia bisa melihat Pakistan sebagai pasar potensial bagi solusi mereka, dan begitu pula sebaliknya. Kolaborasi ini sangat relevan untuk segmen dengan tantangan serupa. Ini mencakup pembayaran untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) atau layanan remittance (pengiriman uang dari pekerja migran).
  • Pertukaran Pengetahuan dan Best Practices: Indonesia dan Pakistan dapat aktif bertukar pengalaman dan keahlian dalam berbagai aspek Fintech. Ini mencakup pengembangan kerangka regulasi yang adaptif terhadap inovasi. Selain itu, mereka bisa berbagi dalam pembangunan infrastruktur pembayaran digital yang tangguh dan aman. Perumusan strategi edukasi konsumen yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat juga menjadi area pertukaran.
  • Investasi Silang di Ekosistem Startup: Ekosistem startup Fintech yang dinamis di kedua negara menawarkan peluang bagi investor. Investor modal ventura dari Indonesia dapat mengeksplorasi potensi startup inovatif di Pakistan. Sebaliknya, investor Pakistan juga bisa melihat peluang di Indonesia. Ini akan mendorong pertumbuhan modal ventura lintas batas yang saling menguntungkan.
  • Pengembangan Solusi Bersama untuk Pasar Muslim: Kedua negara memiliki populasi Muslim yang besar. Oleh karena itu, ini menciptakan peluang signifikan untuk kolaborasi. Mereka dapat mengembangkan produk dan layanan Fintech yang spesifik dan sesuai syariah (Sharia-compliant Fintech). Contohnya termasuk platform investasi syariah, pembiayaan mikro syariah, atau solusi pembayaran yang memenuhi prinsip-prinsip Islam. Hal ini akan membuka pasar yang sangat besar dan spesifik.

Kesimpulan dan Prospek ke Depan

Indonesia dan Pakistan dapat saling belajar dari pengalaman. Mereka juga bisa memanfaatkan peluang kolaborasi. Dengan demikian, kedua negara dapat bersama-sama mempercepat revolusi pembayaran digital. Ini akan mendorong inklusi keuangan yang lebih luas, serta menciptakan ekosistem Fintech yang lebih kuat dan inovatif.

Referensi : 

https://cashessentials.org/the-future-of-cash-in-pakistan/
https://easypaisa.com.pk/send-money-to-mobile-wallet/
https://paymob.com/en/about-us

Related Post

Lihat Artikel Lainnya