Sejarah Islam di Anak Benua India adalah narasi panjang yang penuh warna, dimulai jauh sebelum munculnya Dinasti Mughal. Wilayah yang kini dikenal sebagai Pakistan memegang peran sentral dalam proses masuk dan berkembangnya Islam di kawasan ini.
Titik Nol: Penaklukan Sindh oleh Muhammad ibn Qasim (711 M)
Awal mula penyebaran Islam di wilayah barat laut India ditandai dengan penaklukan Sindh oleh Muhammad ibn Qasim pada tahun 711 M. Di bawah kekuasaan Khalifah al-Walid dari Dinasti Umayyah, penaklukan ini bukan sekadar ekspansi militer. Ia menjadi titik awal transformasi sosial dan budaya yang meletakkan fondasi bagi identitas kawasan yang kini menjadi Pakistan.
Secara geografis, Pakistan memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang menuju India. Pegunungan Hindu Kush dan Celah Khyber menjadi jalur utama bagi peradaban Asia Tengah dan Timur Tengah. Keterbukaan geografis ini menjadikan Pakistan lokasi pertemuan berbagai budaya, tempat di mana Islam menemukan lahan subur untuk tumbuh subur—baik melalui penaklukan, perdagangan, maupun dakwah.
Fondasi Islam Pra-Mughal
Sebelum Dinasti Mughal berkuasa, beberapa dinasti Islam telah menguasai kawasan ini. Dinasti-dinasti ini—termasuk Ghaznawi, Mamluk, Khalji, Tughlaq, dan Lodi—aktif dalam membentuk tatanan Islam di wilayah tersebut.
Secara khusus, Dinasti Ghaznawi, yang berpusat di Ghazni (Afghanistan), di bawah Sultan Mahmud, melakukan ekspedisi militer ke India. Wilayah Punjab dan Sindh menjadi basis awal kekuasaan Islam yang sangat penting bagi Pakistan modern. Dinasti-dinasti inilah yang meletakkan fondasi pemerintahan Islam, yang kelak disempurnakan oleh Mughal.
Masa Keemasan: Dinasti Mughal dan Warisan di Pakistan
Dinasti Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur pada tahun 1526 setelah kemenangannya dalam Pertempuran Panipat atas Sultan Ibrahim Lodi. Babur, keturunan langsung dari Timur (Tamerlane) dan Genghis Khan, membawa tradisi militer dan budaya Asia Tengah ke India.
Meskipun pusat kekuasaan Mughal berada di Delhi dan Agra, wilayah Pakistan menjadi bagian yang sangat vital dari Imperium ini. Kota-kota seperti Lahore, Multan, dan Thatta berkembang pesat menjadi pusat administrasi, perdagangan, dan kebudayaan di bawah struktur kekuasaan Mughal.
Puncak Kejayaan dan Ikon Arsitektur
Di bawah penguasa besar seperti Akbar, Jahangir, Shah Jahan, dan Aurangzeb, Dinasti Mughal mencapai puncak kejayaannya. Warisan mereka di Pakistan sangat monumental:
- Jahangir dan Shah Jahan melanjutkan tradisi seni dan arsitektur, meninggalkan mahakarya seperti Masjid Badshahi dan Benteng Lahore (kini ikon sejarah Pakistan).
- Akbar dikenal karena sistem pemerintahan yang inklusif dan efisien, sementara Aurangzeb memperluas wilayah Mughal hingga selatan.
Kemunduran dan Akhir Dinasti
Memasuki abad ke-18, Dinasti Mughal mulai mengalami kemunduran yang dipicu oleh berbagai faktor, seperti kemerosotan moral di kalangan elit dan ketegangan sosial akibat pendekatan konservatif Aurangzeb. Stagnasi militer membuat mereka rentan terhadap ancaman eksternal, termasuk serangan dari bangsa Eropa.
Pada tahun 1857, Dinasti Mughal secara resmi berakhir setelah Pemberontakan India yang gagal melawan kekuasaan Inggris.
Warisan Abadi Mughal dalam Identitas Pakistan
Meskipun dinasti ini runtuh, warisan mereka tetap hidup dan sangat berpengaruh di wilayah Pakistan. Sistem pemerintahan, seni arsitektur, tradisi keilmuan, dan nilai-nilai Islam yang ditanamkan oleh Mughal adalah bagian integral dari identitas nasional Pakistan.
Mengamati sejarah Islam Pakistan dari sudut pandang Dinasti Mughal bukan hanya tentang masa lalu. Ini adalah penguatan pemahaman akan akar peradaban Islam yang membentuk karakter bangsa. Dari penaklukan Sindh oleh Muhammad ibn Qasim hingga megahnya Masjid Badshahi, jejak sejarah Islam ini adalah kisah keteguhan dan warisan yang terus menyentuh nadi masyarakat Pakistan hari ini. Dinasti Mughal adalah penjaga warisan Islam yang membentuk wajah Pakistan.
REFERENSI
- Ahmed, AS (2003). Rekonstruksi Sejarah Islam: Di Tengah Pluralitas Agama dan Peradaban (A.Nst, trans.).
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. - Thohir, A. (2004). Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam Mencetak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam. Jakarta: Raja Grafindo P.
- Yatim, B. (2002). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
- Zubaidah, S. (2016). Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Penerbitan.