Saat Dua Dunia Bertemu: Dari Jakarta ke Islamabad, Satu Frekuensi Baru di Dunia Teknologi

Bayangkan suasana ruang konferensi yang modern di Jakarta, penuh energi dan semangat kolaborasi. Delegasi Pakistan mengenakan jas berwarna pastel khas Asia Selatan, sementara perwakilan Indonesia membawa semangat gotong royong dan digital optimism.
Di bulan Oktober 2025, dunia bisnis dikejutkan dengan kabar: Forum Ekonomi Indonesia–Pakistan 2025 mencatat ekspor Indonesia ke Pakistan mencapai USD 2,16 miliar hingga Juli, naik 21,8% dari tahun sebelumnya. Tapi angka itu bukan satu-satunya hal menarik.
Yang paling menggemparkan justru datang dari sesi tertutup di sela forum: diskusi strategis tentang digital economy, agritech, dan industri halal berbasis teknologi.
Kedua negara mulai menyadari satu hal penting, bahwa masa depan kerja sama tidak lagi sekadar soal minyak sawit atau tekstil, tetapi tentang inovasi, data, dan teknologi.
Dari Startup ke State Policy: Saat Kolaborasi Menjadi Gerakan
Kadin Indonesia menyebut momentum ini sebagai “the next phase of South-South collaboration.” Bukan lagi sekadar kerja sama ekonomi, melainkan pertukaran ide, inovasi, dan talenta digital.
Pakistan kini dikenal sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan startup tercepat di Asia Selatan, dengan sektor-sektor seperti fintech, edtech, dan agritech yang terus melesat. Sementara Indonesia, dengan ekosistem digital bernilai lebih dari USD 80 miliar (Google–Temasek e-Conomy 2024), sudah menjadi rumah bagi lebih dari 2.500 startup aktif.
Dalam forum itu, diskusi mengalir ringan tapi visioner:
Bagaimana AI for agriculture bisa menyeimbangkan kebutuhan pangan di dua negara muslim terbesar di dunia?
Bagaimana blockchain bisa meningkatkan transparansi rantai pasok halal?
Dan yang paling menarik: bagaimana anak muda Indonesia dan Pakistan bisa berkolaborasi menciptakan joint innovation hubs?
Nusantara x Lahore Tech Bridge
Semuanya berawal dari ruang Zoom sederhana di awal 2025, saat mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan Lahore University of Management Sciences (LUMS) memulai proyek bersama bertajuk “Nusantara x Lahore Tech Bridge.” Di balik layar-layar laptop mereka, kolaborasi lintas budaya itu tumbuh menjadi inisiatif nyata: membangun platform agritech berbasis AI yang membantu petani kecil di kedua negara memprediksi cuaca ekstrem dan menentukan waktu tanam terbaik melalui predictive weather analytics. Proyek yang semula hanya riset kampus itu kini dilirik investor dari Dubai dan Malaysia, karena dianggap mampu menjembatani dua kekuatan besar dunia Muslim dalam satu visi — menggabungkan teknologi dengan kesejahteraan sosial.
“Kerja sama ini membuktikan bahwa kita bisa membangun solusi lintas budaya yang tetap relevan secara lokal,” ujar Dr. Ayesha Rahman dari LUMS dalam wawancaranya dengan The Express Tribune (2025). Menurutnya, generasi muda Asia tak perlu meniru Silicon Valley, mereka bisa menciptakan versi sendiri, sebuah “Halal Valley” yang berakar pada nilai keberlanjutan dan solidaritas. Kini, mahasiswa dari kedua kampus rutin mengadakan mentoring bersama startup agritech seperti Tanihub (Indonesia) dan Ricult (Pakistan), memperkuat jembatan teknologi yang tumbuh dari tawa, persahabatan, dan semangat berbagi solusi bagi petani kecil di dua negeri tropis ini.
Forum Ekonomi Indonesia–Pakistan 2025: Lebih dari Sekadar Angka

Balik lagi ke forum besar itu, di balik meja bundar, suasana bukan hanya formalitas.
Seorang peserta muda dari Karachi bahkan sempat berceletuk, “Kami ingin belajar bagaimana Indonesia bisa membuat Gojek menjadi unicorn. Mungkin suatu hari nanti, Pakistan punya ‘Careem versi Nusantara’.”
Tawa pun terdengar, tapi di baliknya ada kesadaran serius: bahwa kedua negara sedang berada di lintasan sejarah yang sama.
Kadin mencatat, dari total peningkatan ekspor USD 2,16 miliar, sekitar 18% di antaranya berasal dari sektor produk teknologi dan digital services. Bahkan ada pembicaraan lanjutan soal pembentukan Digital Trade Corridor, sebuah platform bilateral yang memungkinkan startup kedua negara untuk saling menukar teknologi, ide, dan pasar.
The Real Bridge Between Two Nations
Di luar ruang forum, beberapa anak muda Pakistan dan Indonesia yang ikut sebagai delegasi startup berbagi di media sosial dengan tagar #TechBridgeAsia.
Kontennya sederhana, vlog, behind the scene, dan obrolan santai tentang persamaan antara Karachi dan Jakarta: lalu lintas yang padat, kopi yang kuat, dan semangat muda yang tak pernah padam.
Namun di situlah benih perubahan itu tumbuh.
Kolaborasi tak selalu dimulai dengan MoU atau forum besar, tapi dari pertemuan-pertemuan kecil yang penuh ide dan tawa.
Dan kalau kamu membaca ini sambil memegang laptop, mungkin kamu bagian dari generasi yang akan meneruskan Tech Bridge itu.
Dunia kini tak lagi dibatasi oleh jarak, tapi oleh siapa yang mau lebih dulu melangkah.
Sumber Referensi:
The Express Tribune. (2024). Indonesia looks for deepening collaboration – Envoy emphasises technology exchange to address shared challenges. https://tribune.com.pk/story/2510090/indonesia-looks-for-deepening-collaboration
KADIN Indonesia. (2025, 16 Oktober). Indonesia–Pakistan Economic Networking Forum 2025: Building a Shared Future. https://kadin.id/en/kabar/indonesia-pakistan-economic-networking-forum-2025-memperkuat-kolaborasi-ekonomi-dan-persahabatan-dua-negara/
Ondtrack. (2025, 22 Oktober). Indonesia-Pakistan Perluas Kerja Sama Ekonomi: Dari Industri Halal hingga Ekonomi Digital. https://ondtrack.com/insight/indonesia-pakistan-perluas-kerja-sama-ekonomi-dari-industri-halal-hingga-ekonomi-digital/


