Sejarah Kemerdekaan Indonesia & Pakistan: Jejak Perjuangan Dua Negara Muslim Terbesar
Indonesia dan Pakistan, dua negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, menawarkan kisah sejarah yang kaya dan menarik. Dengan 96,5% penduduk Muslim atau sekitar 240 juta jiwa dari total 249,6 juta penduduk (World Population Review 2025), Pakistan menjadi negara dengan persentase muslim tertinggi.
Sementara itu, Indonesia memiliki 88,3% penduduk Muslim atau sekitar 242,7 juta jiwa dari total 275 juta jiwa (World Population Review 2025). Data ini memicu penelusuran mendalam terhadap persamaan dan perbedaan fundamental yang membentuk identitas kedua negara.
Artikel ini akan mengupas tuntas perjalanan sejarah kemerdekaan, sistem pemerintahan, aspek politik, asas negara, serta pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif, guna memetakan gambaran utuh tentang kedua negara ini.
Tujuan artikel ini bukanlah untuk membandingkan mana yang lebih baik, melainkan untuk menyajikan narasi lengkap perjalanan sejarah berdirinya Pakistan dan Indonesia. Setiap negara memiliki ciri khas dan keistimewaan tersendiri dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Perjalanan Kemerdekaan Pakistan: Dari Dominion Menjadi Republik Islam
Pakistan merdeka pada 14 Agustus 1947, 78 tahun yang lalu. Namun, setiap 23 Maret, Pakistan juga merayakan Hari Revolusi Pakistan. Hari ini memiliki dua momen bersejarah penting:
- Resolusi Lahore (23 Maret 1940): Partai Liga Muslim India di Lahore mengadopsi resolusi yang menjadi fondasi awal pemisahan Pakistan dari India. Ini adalah tonggak penting dalam perjuangan untuk negara Muslim yang terpisah.
- Adopsi Konstitusi Republik Islam (23 Maret 1956): Pakistan secara resmi mengadopsi konstitusi barunya, menandai transisi dari status Dominion (negara merdeka dalam persemakmuran Inggris) menjadi Republik berdaulat penuh.
Melacak Jejak Kemerdekaan Pakistan
Sebelum kemerdekaan, Pakistan adalah bagian dari India Britania, di bawah kekuasaan Inggris. Saat itu, India dihuni oleh mayoritas Hindu dan Muslim. Para politikus Muslim, baik dari Partai Liga Muslim India maupun organisasi lain, serta suara-suara masyarakat Muslim dari berbagai kalangan, gigih memperjuangkan ide negara sendiri khusus bagi umat Islam. Mereka menyadari sulitnya menyatukan dua mayoritas agama ini dalam satu negara.
Tokoh-tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Pakistan antara lain:
- Muhammad Iqbal: Seorang politikus dan pemikir yang terkenal dengan gagasannya tentang negara mandiri bagi umat Islam, terpisah dari India yang mayoritas Hindu. Tuntutannya dianggap rasional untuk menghindari konflik di masa depan.
- Muhammad Ali Jinnah: Sosok penting lainnya yang nantinya menjadi Presiden Pertama Pakistan.
Perjuangan kemerdekaan Pakistan bukan hanya hasil dari dua tokoh tersebut, melainkan perjuangan paripurna dari seluruh elemen umat Islam di India. Mereka berjuang melalui jalur politik (eksekutif dan legislatif), ekonomi, sosial, agama, dan banyak lagi. Diskriminasi dan perlakuan tidak adil terhadap umat Islam semakin menguatkan keinginan untuk mendirikan negara sendiri. Kesatuan pikiran, ide, gagasan, penderitaan, dan agama melahirkan gelombang perjuangan kemerdekaan Pakistan yang tak terbendung.
Perjuangan ini, baik melalui jalur politik maupun akar rumput, membuahkan hasil. Meskipun sempat terjadi konflik antara umat Hindu dan Muslim, pemerintah Inggris akhirnya memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada India dan menyetujui kemerdekaan Pakistan. Pakistan merdeka pada 14 Agustus 1947, sehari sebelum India merdeka pada 15 Agustus 1947. Sejak saat itu, Pakistan terus berkembang di berbagai bidang dan berkontribusi bagi kemajuan dunia.
Kilas Balik Kemerdekaan Indonesia: Perjuangan Multinasional Melawan Penjajahan
Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, 80 tahun yang lalu, dua tahun lebih awal dari Pakistan. Perjalanan panjang ratusan tahun untuk mencapai kemerdekaan merupakan pelajaran berharga yang tak boleh dilupakan. Indonesia dijajah oleh berbagai negara, mulai dari Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, hingga Jepang, dengan durasi penjajahan yang berbeda-beda.
Lama dan beratnya penjajahan membuat masyarakat Nusantara kala itu merasakan lelah, frustrasi, sedih, dan marah. Diskriminasi antara pribumi dan bangsa Eropa, praktik ketidakadilan, penindasan, dan kekejaman memicu gelora perlawanan.
Kesamaan rasa inilah yang menyatukan tekad masyarakat Nusantara dari semua elemen untuk berjuang bersama demi kemerdekaan dari ketidakadilan dan penindasan. Tokoh-tokoh politik dan sentral pergerakan, seperti Soekarno yang kemudian menjadi Presiden pertama Indonesia, terus menyuarakan kemerdekaan.
Persatuan umat Islam juga semakin kuat, ditandai dengan berdirinya organisasi Islam besar seperti:
- Muhammadiyah (1912): Organisasi yang berfokus pada pembaharuan Islam dan pendidikan.
- Nahdlatul Ulama (1926): Organisasi yang mempertahankan tradisi Islam dan berfokus pada dakwah serta pendidikan keagamaan.
Kedua organisasi ini kini menjadi dua organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jutaan pengikut.
Momen penting lainnya adalah Sumpah Pemuda pada 1928, di mana kaum muda dari berbagai daerah menyatukan visi, tanah air, dan bahasa persatuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Dengan semangat dan cita-cita yang sama dari berbagai elemen, serta perjuangan dari semua lini (politik, ekonomi, sosial budaya, agama, dan perang), kemerdekaan Indonesia berhasil diraih pada 17 Agustus 1945, setelah Jepang menyerah.
Persamaan dan Perbedaan Sejarah Kemerdekaan Pakistan dan Indonesia
Meskipun terpisah secara geografis dan waktu, ada inti persamaan yang menarik dari sejarah kemerdekaan Pakistan dan Indonesia:
Persamaan:
- Perjuangan dari semua elemen masyarakat: Kemerdekaan diraih berkat kontribusi berbagai lapisan masyarakat.
- Kesamaan rasa penderitaan: Adanya penindasan, diskriminasi, dan ketidakadilan memicu semangat perlawanan.
- Kebulatan tekad dari umat Islam: Organisasi massa Islam atau partai politik Islam memainkan peran penting dalam perjuangan.
- Tokoh-tokoh politik yang gigih berjuang: Adanya pemimpin karismatik yang menggerakkan perjuangan.
- Perjuangan dari berbagai lini: Baik itu jalur politik, ekonomi, sosial masyarakat, agama, maupun perang.
- Cita-cita dan semangat bersama untuk merdeka: Adanya tujuan yang sama untuk lepas dari penjajahan.
Perbedaan:
- Negara Penjajah: Pakistan (yang saat itu bagian dari India) dijajah oleh Inggris, sedangkan Indonesia dijajah oleh beberapa negara (Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang).
- Sifat Konflik dalam Perjuangan: Pakistan berkonflik dengan umat Hindu dan Inggris, sedangkan Indonesia secara penuh berperang melawan penjajah dari berbagai negara.
- Status Pasca-Kemerdekaan Awal: Ketika merdeka, Pakistan masih berstatus Dominion (bagian dari Persemakmuran Inggris), sedangkan Indonesia secara sah menjadi Republik yang berdaulat penuh.
Perjalanan sejarah kedua negara ini, dari penjajahan hingga kemerdekaan, adalah pelajaran berharga bagi rakyat, bangsa, dan negara. Banyaknya persamaan dalam perjuangan kemerdekaan Pakistan dan Indonesia menunjukkan adanya ikatan emosional yang tak terbatas oleh jarak dan waktu. Namun, perbedaan yang ada sangat wajar mengingat lokasi geografis yang berbeda.
Persamaan dan perbedaan ini bukan untuk menilai mana sejarah yang lebih baik atau lebih buruk, melainkan untuk menggambarkan bahwa setiap negara memiliki cerita dan pengalaman tersendiri yang dapat diambil hikmahnya. Selain itu, setiap negara juga memiliki ciri khas masing-masing yang tidak dimiliki negara lain. Oleh karena itu, sudah sepatutnya semua manusia dan semua negara saling menghargai dan memahami pentingnya sejarah berdirinya sebuah negara.
Meskipun secara geografis Pakistan dan Indonesia terletak jauh, keterpautan sebagai sesama pemeluk agama Islam mendekatkan mereka. Semoga hubungan baik antara kedua negara ini menjadi awal bagi kemajuan dan perkembangan dunia di masa depan.