Proyek MRT Tomang–Bekasi Resmi Dimulai, Target Beroperasi 2031

Bagikan

Daftar Isi

Proyek MRT Tomang–Bekasi resmi dimulai sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memperluas jaringan transportasi massal di Jabodetabek. PT MRT Jakarta mulai membangun jalur Timur–Barat Fase 1 yang menghubungkan Tomang di Jakarta Barat hingga Medan Satria di Bekasi.

Proyek ini diharapkan mengurangi kemacetan, mempercepat waktu tempuh, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut.

Setelah sukses membangun MRT koridor Lebak Bulus–Bundaran HI dan menyelesaikan fase kedua hingga Kota, proyek ini menjadi bagian penting dari sistem angkutan massal di Jakarta.

Jalur Sepanjang 24,5 Kilometer dengan 21 Stasiun

Jalur Timur–Barat Fase 1 akan membentang sekitar 24,5 kilometer dari Tomang sampai Medan Satria, Bekasi. Pada fase ini, akan dibangun 21 stasiun. Delapan di antaranya berada di bawah tanah, sementara 13 stasiun lainnya berbentuk layang.

Selain itu, proyek ini juga meliputi jalur tambahan sepanjang 5,9 kilometer menuju depo MRT di Rorotan, Jakarta Utara. Jadi, total jalur yang dibangun mencapai sekitar 30,4 kilometer.

Beberapa titik penting yang dilintasi jalur ini antara lain Tomang, Cideng, Harmoni, Mangga Dua, Gunung Sahari, Kampung Bandan, serta wilayah timur seperti Cakung, Duren Jaya, hingga Medan Satria.

Rute ini dirancang untuk menghubungkan kawasan padat penduduk di Bekasi dengan pusat bisnis dan pemerintahan di Jakarta. Koridor ini juga akan terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti KRL, LRT Jabodebek, dan TransJakarta.

Proses Konsultansi dan Tender Internasional

Proyek diawali dengan penandatanganan kontrak jasa konsultansi pada 7 Juli 2025. PT MRT Jakarta bekerja sama dengan konsorsium konsultan dari Jepang dan Indonesia, seperti Nippon Koei, Oriental Consultants, PT Matra Rekayasa, dan PT Jaya CM.

Para konsultan akan membantu perencanaan detail, desain sistem transportasi terintegrasi, dan manajemen pengadaan konstruksi. Fase konsultansi ini diperkirakan berlangsung selama 25 bulan.

Setelah fase ini selesai, proses tender internasional untuk memilih kontraktor pembangunan akan dimulai pada kuartal IV tahun 2025. Jika semua berjalan lancar, konstruksi fisik akan dimulai pada 2026.

Pendanaan dari Jepang dan Lembaga Internasional

Proyek MRT Tomang–Bekasi fase pertama didanai pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai sekitar 140,7 miliar yen atau sekitar Rp14,5 triliun. Pemerintah juga sedang mencari pendanaan tambahan dari Asian Development Bank (ADB).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kerja sama ini tidak hanya soal pembiayaan. Ada juga transfer teknologi, pelatihan sumber daya manusia, dan peningkatan efisiensi sistem transportasi yang ramah lingkungan.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Pembangunan MRT Timur–Barat diperkirakan membawa dampak ekonomi yang positif. Sektor properti, UMKM, dan kawasan transit-oriented development (TOD) akan berkembang pesat.

Area sekitar stasiun akan menjadi pusat pertumbuhan baru yang ramah pejalan kaki dan efisien. Proyek ini juga diprediksi menciptakan ribuan lapangan kerja selama pembangunan hingga operasional.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi sudah bersiap dengan pembebasan lahan, relokasi utilitas, dan penataan kawasan sekitar jalur MRT.

Gubernur DKI Jakarta (Plt) Heru Budi Hartono menyebutkan, jalur ini akan mendorong warga beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Target Beroperasi Tahun 2031

Perencanaan dan konsultansi dijadwalkan selesai akhir 2025. Pembangunan fisik dimulai 2026 dan berjalan hingga 2030. Setelah fase uji coba dan operasional, MRT jalur Timur–Barat Fase 1 ditargetkan mulai beroperasi penuh pada 2031.

Jika berhasil, sistem MRT Jakarta akan memiliki dua koridor utama: utara–selatan dan timur–barat. Ini akan mengubah wajah transportasi perkotaan Jakarta dan sekitarnya secara signifikan.

Menuju Masa Depan Mobilitas Urban

Proyek MRT Tomang–Bekasi bukan sekadar pembangunan infrastruktur biasa. Ini adalah simbol transformasi Jakarta menjadi kota modern dengan mobilitas berkelanjutan.

Dengan jalur Timur–Barat, pemerintah berharap bisa memperbaiki kualitas hidup warga, mempercepat perjalanan, dan mengurangi kemacetan yang selama ini jadi masalah utama di Jabodetabek.

Sebagai Proyek Strategis Nasional, MRT Timur–Barat akan menjadi tulang punggung transportasi massal yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan secara bersamaan.

Kesimpulan

Proyek MRT Tomang–Bekasi resmi dimulai dan menjadi langkah besar pengembangan transportasi massal di Jakarta dan Bekasi. Dengan jalur sepanjang lebih dari 30 kilometer dan 21 stasiun, proyek ini dirancang untuk mengatasi kemacetan dan memudahkan mobilitas warga.

Didukung pendanaan dari Jepang dan lembaga internasional, proyek ini ditargetkan selesai dan beroperasi penuh pada 2031. MRT Timur–Barat diprediksi menjadi pengubah permainan yang membawa transportasi Jabodetabek menuju era baru yang lebih cepat, efisien, dan ramah lingkungan.

Mau baca berita update lainnya? Simak info menarik hanya di Pakistan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *