Harga elpiji 2025 dan tarif listrik di seluruh Indonesia per 1 September dipastikan tetap stabil tanpa kenaikan. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta PT PLN (Persero) menegaskan bahwa baik harga elpiji maupun tarif listrik, baik subsidi maupun non-subsidi, tidak akan berubah dari periode sebelumnya.
Dilansir dari situs resmi Kompas, kebijakan ini menjadi angin segar bagi masyarakat karena biaya energi rumah tangga masih terkendali di tengah gejolak ekonomi global.
Tarif Listrik September 2025 Tidak Mengalami Perubahan
Berdasarkan pengumuman resmi, tarif listrik PLN untuk kuartal III-2025 (Juli–September) dipastikan tetap sama. Kebijakan ini berlaku bagi seluruh pelanggan, mulai dari rumah tangga berdaya kecil, bisnis, hingga industri besar.
Daftar tarif listrik per 1 September 2025 adalah sebagai berikut:
Rumah tangga 450 VA (subsidi): Rp 415/kWh
Rumah tangga 900 VA (subsidi): Rp 605/kWh
Rumah tangga 900 VA RTM (non-subsidi): Rp 1.352/kWh
Rumah tangga 1.300–2.200 VA: Rp 1.444,70/kWh
Rumah tangga 3.500 VA ke atas: Rp 1.699,53/kWh
Meski faktor eksternal seperti kurs rupiah, inflasi, dan harga batubara acuan mengalami fluktuasi, pemerintah memilih menjaga kestabilan tarif agar masyarakat tidak terbebani.
Harga Elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg Tetap Sama
Selain listrik, harga elpiji non-subsidi ukuran 5,5 kg dan 12 kg juga dipastikan tidak mengalami kenaikan. Di Pulau Jawa, harga rata-rata masih berada pada:
Elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
Elpiji 12 kg: Rp 192.000
Harga ini sama dengan patokan yang berlaku sejak November 2023, sehingga konsumen rumah tangga tidak perlu khawatir dengan potensi lonjakan biaya energi bulanan.
Alasan Pemerintah Menahan Kenaikan Harga Energi
Kebijakan mempertahankan harga elpiji 2025 dan tarif listrik ini diambil dengan sejumlah pertimbangan, di antaranya:
Menjaga daya beli masyarakat. Jika harga energi naik, beban rumah tangga akan semakin berat, terutama pada kelompok menengah ke bawah.
Menekan inflasi. Energi merupakan komponen penting dalam biaya hidup. Kenaikan harga elpiji atau listrik bisa berdampak pada transportasi, produksi, hingga harga kebutuhan pokok.
Mendukung sektor usaha. Industri kecil dan menengah sangat terbantu dengan tarif listrik stabil, sehingga biaya produksi bisa terkendali.
Stabilitas ekonomi. Dalam situasi global yang tidak menentu, harga energi yang stabil dianggap lebih aman dibanding menyesuaikan dengan fluktuasi harga dunia.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Industri
Dengan harga elpiji 2025 yang tetap stabil, rumah tangga dapat mengatur pengeluaran lebih pasti. Bagi sektor industri, terutama UMKM, kestabilan ini membantu menjaga harga produk agar tetap bersaing di pasaran.
Keputusan ini juga memberi sinyal positif bagi investor karena menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi domestik.
Tantangan Pemerintah di Balik Kebijakan
Meski disambut baik, pemerintah tetap menghadapi sejumlah tantangan:
Beban subsidi bertambah. Stabilitas harga energi membuat pemerintah harus menanggung subsidi lebih besar.
Ketergantungan pada energi fosil. Pasokan listrik masih dominan dari PLTU batubara, sehingga harga global memengaruhi biaya produksi.
Dorongan transisi energi. Pemerintah tetap dituntut mendorong penggunaan energi terbarukan agar Indonesia tidak tertinggal dalam komitmen menuju ekonomi hijau.
Kesimpulan
Harga elpiji 2025 dan tarif listrik per 1 September resmi tidak mengalami kenaikan. Kebijakan ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat, mengurangi tekanan inflasi, serta mendukung stabilitas ekonomi nasional.
Meskipun tantangan subsidi energi dan transisi menuju energi ramah lingkungan masih harus dihadapi, langkah ini dinilai tepat untuk saat ini. Pemerintah berharap masyarakat bisa memanfaatkan kebijakan ini dengan bijak, menggunakan energi secara hemat, dan mendukung program transisi energi berkelanjutan.
Simak berita menarik lainnya hanya di Pakistan Indonesia.
