IHSG Naik 1,5% Akhir Juli 2025, Ini Penyebabnya

IHSG Naik 1,5% Akhir Juli 2025, Ini Penyebabnya

Bagikan

Daftar Isi

IHSG naik 1,5% akhir Juli 2025, tepatnya pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, ditutup di kisaran 7.613–7.614, menandai penguatan kuat pada sesi pertama pekan akhir di kuartal ketiga. Penguatan ini dipicu oleh kombinasi sentimen positif global, arus modal asing yang pulih, dan hasil laporan ekonomi domestik yang membaik.

Sektor Unggulan Dorong Reli IHS

Sektor keuangan dan infrastruktur menjadi pendorong utama kenaikan IHSG. Saham perbankan seperti BBRI dan BMRI mencatat kenaikan signifikan karena ekspektasi pemangkasan suku bunga dan stabilitas inflasi. Sementara itu, saham konstruksi dan properti seperti WSKT terdongkrak oleh perkembangan proyek nasional termasuk proyek Ibu Kota Nusantara, yang meningkatkan optimisme investor. Sektor energi dan industri berat juga menguat memberi kontribusi pada laju indeks.

Investor Asing Kembali Minat ke Pasar Indonesia

Arus modal asing menjadi titik balik dalam beberapa pekan terakhir. Pada perdagangan Rabu (23 Juli), investor asing mencatat net buy sekitar Rp663 miliar, mendorong IHSG naik 1,70% menjadi 7.469,23. Terakhir, sepanjang pekan 21–25 Juli, IHSG menguat 3,17%, dan investor asing net buy mencapai Rp372 miliar di pasar reguler, meski masih mencatat net sell agregat minor di pasar mutlak.

Di sesi Senin pagi, aktivitas beli asing terus meningkat, terutama pada saham seperti BRPT, BBRI, dan GOTO, meskipun ada tekanan net sell pada beberapa saham big cap seperti BMRI dan BBCA.

Kinerja Saham Unggulan Hari Ini

Beberapa saham mencatat tren kenaikan luar biasa:

  • BBRI: +3,2% ke Rp5.000

  • ADRO: +2,8% didukung harga batu bara yang menguat

  • TLKM: +2,1% di tengah tren digitalisasi

  • WSKT: melesat 4,5% terkait proyek infrastruktur besar

Saham teknologi dan industri juga menunjukkan tren positif, meskipun ada tekanan jual di sektor kesehatan dan energi.

Tren Mingguan dan Prospek ke Depan

IHSG mencatat akumulasi kenaikan 3,17% dalam sepekan hingga Jumat (25 Juli), dengan kapitalisasi pasar meningkat dan volume transaksi harian melonjak hampir 50% dibandingkan pekan sebelumnya. Investor asing secara kumulatif masih mencatat net sell sebagian kecil seiring pergeseran strategi portofolio.

Analis dari Mirae Asset menilai bahwa indeks berpotensi melanjutkan reli ke level 7.800–8.000 pada kuartal III/2025, asalkan kondisi ekonomi domestik dan stabilitas politik tetap kondusif.

Menurut Samuel Sekuritas, IHSG diperkirakan bergerak menguat pada awal pekan ini meskipun ada potensi konsolidasi teknikal karena kondisi overbought, terutama setelah reli 14 hari terakhir.

Faktor Eksternal dan Risiko Potensial

Beberapa pengamat menyarankan untuk memperhatikan agenda global: negosiasi dagang AS-China di Stockholm (28–29 Juli) dan pertemuan FOMC AS (29–30 Juli). Agenda ini dapat memicu volatilitas global yang berdampak terhadap aliran modal ke Indonesia.

Secara teknikal, faktor resistensi di kisaran 7.645–7.600 menjadi perhatian jika arus modal berhenti tiba-tiba. Sebaliknya support 7.450–7.500 menjadi level kritis jika terjadi koreksi setelah sentimen eksternal melemah.

Kesimpulan

Kenaikan IHSG sebesar 1,5% pada akhir Juli 2025 mencerminkan kombinasi optimal antara sentimen positif global, minat beli investor asing yang kembali stabil, serta performa kuat dari saham sektor finansial dan infrastruktur. Reli ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi domestik yang tetap solid.

Namun, investor tetap diingatkan untuk berhati-hati menghadapi potensi koreksi jika sentimen global memburuk atau arus modal asing kembali surut. Strategi entry dan exit yang bijak, serta pemilihan saham berbasis fundamental kuat, menjadi kunci navigasi di pasar saham yang semakin dinamis.

Update berita ekonomi terbaru? Baca terus hanya di Pakistan Indonesia untuk insight pasar saham, ekonomi nasional, dan perkembangan finansial terkini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *