Kerja Sama Indonesia‑Rusia Kian Erat, Prabowo‑Putin Fokus pada Pertanian dan Investasi

Bagikan

Daftar Isi

Kerja Sama Indonesia‑Rusia semakin mendapat perhatian pasca pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Saint Petersburg dan Moskow (19/6/2025). Pertemuan ini menegaskan komitmen dua negara untuk memperluas kolaborasi terutama di bidang pertanian dan investasi.

FTA Indonesia‑EAEU dan Dorongan Sektor Pertanian

Substansi utama dari pertemuan ini adalah kesiapan pemerintah untuk menandatangani perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU). Kesepakatan ini membuka ruang ekspor kelapa sawit, kopi, dan karet ke kawasan EAEU, sebuah langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mendiversifikasi pasar Indonesia.

Dalam pertemuan yang sama, Putra Indonesia dan Rusia juga sepakat memperkuat teknologi pertanian. Rusia siap membantu membangun pusat riset, transfer teknologi mekanisasi, dan sertifikasi produk pertanian seperti halal, sebagai dukungan meningkatkan produktivitas di lahan seluas jutaan hektare di Indonesia .

Investasi dan Infrastruktur Strategis

Selain pertanian, kedua pemimpin membahas potensi besar investasi Rusia di Indonesia. Fokus utama meliputi sektor energi terutama proyek kilang minyak di Tuban, infrastruktur hijau, dan manufaktur pertanian hilir. 

Kementerian Koordinator Perekonomian Indonesia menyatakan Rusia adalah mitra strategis. Kedua pihak menjajaki proyek kerjasama di sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sektor energi terbarukan, peternakan, hingga sertifikasi halal untuk memperkuat rantai nilai global.

Teknologi dan Diversifikasi Ekonomi

Kondisi geopolitik global kini menempatkan Indonesia di posisi penting: sedang proapan diversifikasi, termasuk bergabung ke BRICS dan memperluas hubungan ekonomi dengan Rusia. Di saat bersamaan, Rusia membidik Indonesia sebagai pintu masuk ke pasar Asia Tenggara .

Kerjasama mencakup teknologi nuklir (Rosatom), pusat riset luar angkasa di Biak (Roscosmos), beasiswa pendidikan, dan penerbangan langsung Aeroflot ke Bali menunjukkan pendekatan multi‑dimensi dalam kemitraan strategis ini.

Para rangkaian acara itu Prabowo dan Putin juga menyaksikan langsung prosesi pertukaran sejumlah dokumen kerja sama bilateral. Adapun dokumen kerja sama dilakukan meliputi:

1. Persetujuan antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia dan Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Federasi Rusia tentang Kerja Sama di Bidang Pendidikan Tinggi.

2. Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan Kementerian Perhubungan Federasi Rusia tentang Kerja Sama di Sektor Transportasi.

3. Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia dan Kementerian Pengembangan Digital, Komunikasi, dan Media Massa Federasi Rusia tentang kerja sama di bidang pengembangan digital dan media massa.

4. Nota Kesepahaman antara Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (DANANTARA) dan Joint Stock Company “Management Company of Russian Direct Investment Fund”.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut Presiden Putin dan Presiden Prabowo juga telah menyepakati “Deklarasi Kemitraan Strategis antara Federasi Rusia dan Republik Indonesia”.

Dampak Jangka Panjang

Menurut sumber, nilai perdagangan bilateral mencapai sekitar US$ 4–4,5 miliar per tahun dan diproyeksikan tumbuh lebih tinggi pasca implementasi FTA dengan EAEU. Ekspor pertanian akan melonjak, investasi infrastruktur menguat, dan ketahanan pangan nasional semakin kokoh.

Peningkatan kerja sama di bidang pertanian, infrastruktur, dan teknologi diperkirakan berdampak pada peningkatan lapangan kerja, efisiensi produksi dalam negeri, dan peningkatan daya saing Indonesia di pasar global.

Kehadiran Rusia sebagai mitra ekonomi alternatif juga dapat memperkuat posisi tawar Indonesia di tengah kompetisi global, khususnya di sektor energi dan pangan yang sangat dipengaruhi situasi geopolitik.

Kerja sama Indonesia-Rusia yang kini berfokus pada pertanian dan investasi menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan nasional, membuka pasar ekspor baru, dan meningkatkan aliran modal asing.

Di tengah ketidakpastian global, kemitraan ini membuka peluang nyata bagi transformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih mandiri dan berdaya saing.

Mau tau berita update lainnya? Simak terus postingan berita hanya di Pakistan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *