Letusan Gunung Lewotobi Laki‑Laki di Nusa Tenggara menjadi perhatian nasional dalam beberapa hari terakhir. Gunung api aktif yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, ini mengalami erupsi besar pada tanggal 7 Juli 2025. Letusan memuntahkan kolom abu vulkanik setinggi hampir 18 kilometer ke udara, memicu pembatalan penerbangan, evakuasi ribuan warga, dan hujan abu di beberapa wilayah sekitarnya.
Kronologi Letusan Gunung Lewotobi Laki‑Laki
Menurut data Badan Geologi dan PVMBG, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki‑Laki mulai meningkat sejak Juni 2025. Teramati gempa tremor, letupan kecil, dan kenaikan suhu kawah. Puncak aktivitas terjadi pada 7 Juli 2025 pukul 05.20 WITA, saat letusan eksplosif pertama terjadi dengan dentuman terdengar hingga radius 15 km.
Kolom erupsi mengarah ke barat laut, menyebabkan hujan abu vulkanik di Larantuka, Adonara, hingga sebagian wilayah Sikka. Status gunung pun dinaikkan menjadi Level IV (Awas).
Dampak Letusan
Letusan ini berdampak luas pada masyarakat dan aktivitas ekonomi di kawasan Nusa Tenggara:
1. Ribuan Warga Mengungsi
Lebih dari 4.000 warga di radius 6–7 km dari kawah dievakuasi ke pos penampungan di desa-desa sekitar.
2. Gangguan Transportasi Udara
Sejumlah penerbangan domestik dan internasional dari dan ke Bandara El Tari Kupang serta Bandara Komodo Labuan Bajo dibatalkan akibat sebaran abu yang membahayakan mesin pesawat.
3. Hujan Abu dan Gangguan Kesehatan
Wilayah di sekitar gunung mengalami hujan abu tebal. Warga yang terpapar mengeluhkan iritasi mata, gangguan pernapasan, serta air bersih yang tercemar.
4. Kerusakan Pertanian
Abu vulkanik merusak tanaman jagung, padi, dan hortikultura di lereng gunung, mengancam hasil panen.
Fakta Penting Gunung Lewotobi Laki‑Laki
Ketinggian: 1.584 meter di atas permukaan laut.
Lokasi: Kabupaten Flores Timur, NTT.
Tipologi: Stratovolcano.
Letusan Sebelumnya: Gunung ini pernah erupsi pada 2014, meski intensitasnya lebih kecil dibandingkan letusan 2025.
Keunikan: Mempunyai “pasangan kembar”—Gunung Lewotobi Perempuan di sisi tenggara.
Tanggap Darurat dan Imbauan Resmi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan beberapa imbauan bagi masyarakat:
1. Hindari Zona Bahaya
Penduduk dan wisatawan dilarang mendekat dalam radius 8 km dari puncak kawah aktif.
2. Gunakan Masker
Masyarakat diminta selalu memakai masker kain atau masker medis untuk mencegah paparan abu.
3. Amankan Air Bersih
Warga disarankan menutup sumur dan penampungan air, serta menampung air hujan yang belum terkontaminasi.
4. Pantau Informasi Resmi
Selalu ikuti update aktivitas gunung dari PVMBG, BNPB, dan pemerintah daerah.
Potensi Ancaman Lanjutan
PVMBG menyebut aktivitas vulkanik masih fluktuatif. Potensi erupsi susulan dengan kolom abu lebih rendah tetap ada. Namun, risiko banjir lahar dingin juga meningkat, terutama di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi, jika hujan turun deras.
Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di alur sungai dan waspada jika hujan intensitas tinggi terjadi di sekitar puncak.
Perspektif Ahli Vulkanologi
Menurut pakar vulkanologi Universitas Gadjah Mada, letusan Lewotobi termasuk kategori erupsi plinian moderat. Ciri-cirinya:
Semburan material vulkanik tinggi.
Distribusi abu yang meluas.
Ancaman lahar signifikan setelah fase letusan utama.
Penanganan darurat dan mitigasi bencana di Nusa Tenggara dianggap cukup cepat, terbukti dari evakuasi warga dalam hitungan jam setelah letusan besar.
Kesimpulan
Letusan Gunung Lewotobi Laki‑Laki di Nusa Tenggara bukan hanya peristiwa lokal, tetapi juga pengingat bahwa Indonesia berada di wilayah Cincin Api Pasifik yang rawan erupsi. Dukungan pemerintah, partisipasi masyarakat, serta distribusi informasi yang cepat menjadi kunci mengurangi korban jiwa dan kerugian ekonomi.
Mau terus mendapatkan berita terbaru, cepat, dan akurat seputar bencana alam, nasional, hingga internasional?Berita update lainnya hanya di Pakistan Indonesia. Kunjungi portal kami setiap hari untuk informasi paling lengkap.