Sesar Baribis diduga picu gempa Bekasi yang terjadi pada 20 Agustus 2025 malam. Menurut keterangan Badan Geologi, gempa dengan magnitudo 4,7–4,9 ini berpusat di tenggara Kabupaten Bekasi pada kedalaman sekitar 10 km. Guncangan terasa cukup kuat di Bekasi, Depok, Jakarta, hingga Bogor, dan memicu sejumlah gempa susulan.
Peristiwa ini sekaligus mengingatkan bahwa kawasan Jabodetabek masih sangat rentan terhadap aktivitas sesar aktif, termasuk Baribis yang memiliki sejarah panjang dalam memicu gempa di Jawa Barat.
Kronologi Gempa Bekasi dan Analisis Geologi
Gempa terjadi pada 20 Agustus 2025 pukul 19.54 WIB, dengan episenter terletak sekitar 14–19 km tenggara Kabupaten Bekasi pada kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan tanah. Getarannya terasa kuat di Bekasi (Skala MMI III–IV), Jakarta dan sekitarnya (Skala MMI III).
Menurut Badan Geologi, gempa ini terjadi akibat aktivitas sesar naik pada zona Sesar Baribis, yang merupakan bagian dari sistem West Java back-arc thrust. Kondisi geologi Bekasi yang didominasi oleh batuan sedimen dan endapan aluvium dengan karakter tanah lunak (klasifikasi C hingga E menurut Vs30) memperkuat getaran gempa.
Sesar Baribis: Jalur, Sejarah, dan Risiko
Sesar Baribis adalah sesar aktif sepanjang ±100 km yang membentang dari Purwakarta ke Majalengka, melalui Cirebon, Karawang, Bekasi, Depok, dan selatan Jakarta. Termasuk dalam sistem Java Back-arc Thrust, sesar ini terbentuk sejak era Pliosen dan masih aktif dengan laju perpindahan sekitar 1–5 mm/tahun.
Sejarah mencatat, Sesar Baribis pernah memicu gempa merusak tahun 1834 di Bogor (M ~7.0) dan pada 1862 di Karawang (M ~6.5). Penelitian modern, termasuk monitoring seismik menggunakan borehole, menunjukkan bahwa bahkan gempa kecil di sekitar Bekasi juga sering terjadi dekat sesar ini.
Kontroversi: Baribis atau Citarum?
Walaupun Badan Geologi menyebut Sesar Baribis sebagai penyebab utama, BMKG menyatakan gempa kali ini lebih dipicu oleh segmen Citarum bagian lain dari sistem sesar busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust).
Dengan demikian, kemungkinan gempa tersebut disebabkan oleh interaksi kompleks antar segment sesar, mencerminkan dinamika geologi daerah Jawa Barat yang cukup rumit.
Gempa Susulan dan Imbauan Resmi
Menurut Badan Geologi, banyak gempa susulan terjadi pasca peristiwa awal karena pelepasan energi yang sudah lama tertahan ini adalah fenomena normal jika sesar telah “menahan” energi untuk waktu lama.
Mereka juga memastikan gempa tidak memicu tsunami karena episenter berada di darat dan kedalamannya dangkal. Namun, masyarakat diimbau untuk menjauhi tebing berpotensi longsor, memeriksa keamanan bangunan, dan menghindari penyebaran informasi tidak resmi.
Kesimpulan
Gempa Bekasi yang mengguncang pada malam 20 Agustus 2025 merupakan peringatan bahwa Jakarta dan sekitarnya masih sangat rentan terhadap guncangan gempa, khususnya dari Sesar Baribis, yang memiliki sejarah panjang dan potensi tinggi. Meskipun sumber gempanya masih diperdebatkan antara Baribis dan segmen Citarum fenomena ini menegaskan pentingnya mitigasi risiko gempa dan peningkatan kesadaran publik terhadap bahaya geologis.
Ikuti terus update berita terkini hanya di Pakistan Indonesia.